ditphat.net – Guru yang terus belajar dan mengutamakan kualitas pembelajaran siswa menjadi kunci transformasi pendidikan di Indonesia. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) pada tahun 2022 untuk membantu guru di seluruh Indonesia meningkatkan kompetensinya.
Awalnya PMM diciptakan untuk mendekatkan guru dengan berbagai sumber belajar, mengajar dan bekerja. Salah satu fiturnya adalah Self-Training yang membantu guru dan kepala sekolah mengakses berbagai sumber pelatihan berkualitas di mana saja dan kapan saja. Guru juga dapat mengakses berbagai perangkat pengajaran dari PMM yang berasal dari kontribusi guru-guru di seluruh Indonesia, serta berbagi dan belajar dengan ratusan ribu guru dari daerah lain di seluruh Komunitas.
Hingga saat ini PMM terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan guru dan digunakan oleh lebih dari tiga juta guru. Bahkan banyak dari mereka yang menceritakan bagaimana PMM membantu proses administrasi berjalan lebih baik sehingga mendorong mereka menjadi guru.
Fitur Manajemen Kinerja Guru dan Kepala Sekolah merupakan hasil PMM terbaru yang dirilis pada 19 Desember 2023. Dengan fitur ini, guru dan kepala sekolah dapat mengisi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dalam waktu singkat tanpa harus mengisi rencana kinerja secara manual. . Fitur ini juga telah disesuaikan dengan konteks kinerja yang dibutuhkan guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Agar lingkungan pendidikan menjadi tempat belajar yang baik, maka seluruh warga sekolah harus beradaptasi. Guru dengan cepat mengubah dan mempengaruhi siswanya.
Menurut Rachmad Effendi Santoso, guru SMKN 2 Trenggalek, Rachmad mengalami perubahan signifikan selama 14 tahun menjadi guru setelah mengenal PMM, khususnya dalam hal penerapan disiplin positif kepada siswa. Pada mulanya ia menggunakan gaya mengajar yang kaku dan berpusat pada guru, namun kini ia lebih bebas dan berpusat pada siswa.
“Mungkin awalnya sulit, kita harus menyesuaikan ego kita sebagai guru dan mengubah pola yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Dari pemikiran saya sebelumnya bahwa siswa harus selalu diberi reward agar mau belajar, sekarang begini cara meningkatkannya. kesadaran dan motivasi belajar siswa dengan menyeimbangkan reward dan punishment. Dibutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pola dan ritme di kelas sekaligus menerapkan disiplin positif,” jelas Rachmad.