
Jakakarta, ditphat.net – Presiden kelompok produsen farmasi internasional (IPMG), Ait Allah Meor, memberikan pidato penting pada konferensi pers dan mendesak pemerintah Indonesia untuk bertindak segera untuk mempercepat inovasi perawatan kesehatan. Pada kesempatan ini, Madri menekankan pentingnya kerja sama silang dalam mengatasi berbagai tantangan di bidang inovasi kesehatan dan kesehatan di Indonesia.
IPMG meluncurkan manifesto dengan lima tuntutan utama untuk pemerintah Indonesia
Meyri menekankan perlunya strategi nasional untuk vaksin dan inovasi obat. “Ini bukan hanya masalah Kementerian Kesehatan, tetapi juga mencakup banyak kementerian lainnya,” katanya.
Meyri percaya bahwa proses pengadaan yang lebih efisien dapat membuka pintu bagi inovasi medis baru. “BPJ JKM melayani hampir 280 juta orang di Indonesia. Berkat proses yang lebih efektif, inovasi baru dapat didekati lebih cepat daripada publik, “jelasnya.
Proses mendaftarkan dan menyetujui obat baru di Indonesia dianggap terlalu lambat. Meyri berkata: “Ketika kualitas dan efisiensi produk ditampilkan di Eropa, Amerika dan Singapura, mengapa pasien Indonesia harus bepergian ke luar negeri untuk mencapai perawatan yang sama?”
HTA disebut alat penting yang membantu pemerintah bersaksi. “HTA memungkinkan kebijakan sesuai dengan konteks Indonesia untuk menerapkan inovasi medis dengan benar,” katanya.
Meyri menekankan pentingnya mengubah paradigma “pengeluaran” untuk “investasi” dalam perawatan kesehatan. “Kesehatan adalah kekayaan. Ketika masyarakat sehat, produktivitas meningkat dan kami tidak harus menghabiskan mata uang asing untuk perawatan di luar negeri, “katanya.
Dalam pidatonya, Madri juga mencatat bahwa 30-40 persen dari anggaran kesehatan saat ini hilang karena inefisiensi. “Bayangkan sepertiga dari penghasilan Anda tidak berhasil. Tidak ada yang akan merasa bahagia dan itu akan terjadi pada sistem kesehatan kita saat ini, “katanya. Meyri meminta untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti obat -obatan, peralatan medis dan layanan medis.
Meyeri mengakhiri pidatonya, mengingatkan bahwa kondisi saat ini tidak dapat diadakan jika Indonesia ingin menjadi negara yang berpenghasilan tinggi. “Hari ini adalah poin penting tidak hanya untuk industri berbasis penelitian, tetapi juga untuk pasien, komunitas dan sistem kesehatan penuh,” pungkasnya.