
Jakarta, Live – Video yang menunjukkan kendaraan resmi di Kementerian Pertahanan (KEMHAN) di jalan dan mengatakan ada transaksi dengan transaksi Viral Sex (CSW) di media sosial.
Dalam video singkat yang bertahan dibagikan dengan akun Instagram @ herehesgemers.id, seolah-olah mobil Toyota Fortuner di pelat Nomor Kantor Kementerian Cefect, 516922-00, menghentikan jalan, cahaya minimum.
Seorang wanita dengan mantel minimum terlihat mendekati mobil dan berbicara dengan seseorang di dalam mobil.
Video -Taker, yang berada di belakang kendaraan, mempromosikan bahwa pengemudi kendaraan resmi tampaknya dikategorikan untuk mempekerjakan seorang wanita yang diduga menjadi pelacur.
“Lihatlah perilaku petugas, piring -piring itu (Kementerian Pertahanan)
Adapun video virus, presiden Kementerian Informasi dan Hubungan Masyarakat, Brigadir Jenderal Friga Wenas, mengungkapkan bahwa partainya telah melakukan penangkapan total terhadap kendaraan resmi dan apa tujuannya.
“Kementerian Pertahanan saat ini sedang melakukan konten lengkap untuk memastikan siapa pengguna dan minat menggunakan kendaraan,” Brigadir Jenderal Friga dikutip dalam TVOnews pada hari Rabu, 9 April 2025.
Fruga juga menekankan bahwa Kementerian Pertahanan sering berkomitmen untuk mempertahankan kualitas disiplin, kehormatan dan integritas setiap tindakan. Dia meyakinkan bahwa jika suatu pelanggaran ditemukan, Kementerian Pertahanan tidak akan menyesal melakukan tindakan yang menentukan sesuai dengan peraturan yang tersedia.
“Jika ada pelanggaran, tindakan yang menentukan akan dilakukan sesuai dengan aturan hukum dan kode perilaku yang bermanfaat,” fregat tambahan.
Selain itu, Brigadir Jenderal Friga juga mengingatkan orang -orang yang tidak terburu -buru membawa kesimpulan yang berkaitan dengan video virus. Mempertimbangkan seberapa kuat informasi dalam periode digital ini, ia meminta publik untuk berhati -hati untuk tidak mendapatkan info atau disinformasi yang salah.
“Dalam periode digital saat ini, pembubaran informasi dapat dengan mudah terjadi kesalahan informasi dan disinformasi yang salah tanpa konteks lengkap,” kata Friga Wenas.
“Kami mendorong masyarakat untuk tetap tenang, tidak menyebar ke konten yang tidak terkendali, dan proses menjelaskan pihak berwenang,” katanya.