Jakarta, ditphat.net – Kapal Bantuan Rumah Sakit (BRS) KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 (KRI WSH-991) hari ini sedang melakukan perjalanan kemanusiaan atau filantropi ke beberapa negara Pasifik Selatan.
Satuan Tugas (Satgas) Kunjungan Pelabuhan 2024 yang dipimpin Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Arif Prasetjo Irbianto dilepas Panglima TNI Laksamana (Laksdya) TNI Denih Hendrata hari ini tepat di Dermaga Kolinlamila. Jakarta Utara.
Panglima TNI Letjen TNI Denih Hendrata mengatakan KRI Wahidin Sudirohusodo-991 akan menjalankan misi kemanusiaan atau muhibah selama 48 hari ke depan. Rencana tersebut, yang diikuti oleh Panglima TNI, menyerukan agar ambulans rumah sakit TNI AL diberhentikan di beberapa negara Pasifik Selatan. Ini termasuk Kepulauan Solomon, Fiji, Vanuatu dan Papua Nugini.
Tujuan kunjungan muhibah ini adalah untuk membangun hubungan diplomatik, menjalin hubungan baik dan menjalankan misi perdamaian dengan negara-negara Pasifik Selatan yang pernah mengunjungi Kepulauan Solomon, Fiji, Vanuatu, dan Papua Nugini. Laksamana TNI Denich Hendrata di Markas Kolinlamil di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Ditambahkannya, lawatan muhibah ke negara-negara Pasifik Selatan yang diprakarsai oleh TNI Angkatan Laut dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) ini dimaksudkan untuk mencapai Confidence Building Measures (CBM) dengan negara-negara Pasifik Selatan atas kehadiran Indonesia di Pasifik Selatan.
Selain Kementerian Pertahanan RI, TNI Angkatan Laut juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk memberikan pasokan alat kesehatan ke negara-negara berikut ini, kata Panglima TNI. .
Sekadar informasi, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 merupakan kapal bantuan rumah sakit milik Koarmada III Sorong. Kapal rumah sakit produksi PT PAL Indonesia ini akan berlayar selama 48 hari mulai 9 Oktober hingga 25 November 2024 dengan rute Jakarta-Sorong-Solomon-Fiji-Vanuatu-Papua Nugini.
Dr. KRI Wahidin Sudirohusodo-991 membawa 177 personel, termasuk 141 marinir Indonesia, beberapa di antaranya adalah warga lokal Papua, serta 36 penyelam, tim pertahanan, dokter umum, dan staf spesialis mahasiswa Papua dan Berita TNI Angkatan Laut. Layanan.