Jerry Mangasas Siregar jadi Ketua Umum APJATEL 2 Periode

Bogor, ditphat.net – Jerry Mangasas Siregar terpilih kembali menjadi Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) periode 2024-2027 secara aklamasi pada Musyawarah Nasional APJATEL atau Musyawarah Nasional III, setelah sebelumnya menjabat pada tahun 2021-2024. periode.

Ia pun langsung menyoroti kondisi terkini penggelaran jaringan serat optik di Indonesia.

Jerry mengatakan, saat ini panjang kabel serat optik yang terpasang di wilayah Indonesia mencapai 800.000 kilometer yang membentang dari Aceh hingga Papua, namun penetrasi jaringannya baru mencapai 30 persen.

“Dari 514 kabupaten/kota, baru 150 yang memiliki jaringan fiber optik,” jelasnya, Kamis, 24 Oktober 2024 di Bogor, Jawa Barat.

Penggunaan serat optik juga dinilai cukup optimal, tingkat pemanfaatannya mencapai hampir 90 persen.

Namun, Jerry menegaskan, belum seluruh wilayah dan penduduk Indonesia tercakup dalam jaringan ini, masih terdapat kesenjangan yang belum terkoneksi sepenuhnya.

Ia juga mengemukakan, faktor geografis Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam penggelaran jaringan tersebut.

Selain itu, peraturan yang tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah seringkali memperlambat pembangunan infrastruktur.

“Kami berhasil mengubah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 19 Tahun 2016 dalam Peraturan Permendagri no. 7 Tahun 2024 yang membantu percepatan penggelaran jaringan utilitas khususnya di Surabaya. Jawa Timur,” ujarnya. Jerry Mangasas Siregar.

Sebelumnya, banyak daerah yang mengenakan biaya sewa layanan utilitas, sehingga membebani penyedia jaringan.

Selain regulasi, mahalnya biaya perizinan, kerusakan kabel akibat vandalisme, dan koordinasi antardepartemen menjadi tantangan utama.

Ia menambahkan, biaya regulasi yang harus dibayar operator jaringan mencapai 12 persen, termasuk biaya BHP, USO dan biaya perizinan lainnya.

Oleh karena itu, APYATEL terus mendorong pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang lebih fleksibel dan efisien sehingga penyedia jaringan memiliki lebih banyak kebebasan untuk memperluas infrastruktur telekomunikasi guna meningkatkan konektivitas di seluruh Indonesia.

“Kami berharap kerja sama dengan Pemerintah, khususnya dengan menteri dan wakil menteri baru di Kementerian Komunikasi dan Teknologi, dapat terus berlanjut, karena kita berperan penting dalam pengembangan serat optik dan jaringan telekomunikasi,” ujarnya. stres.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *