ditphat.net – Sepekan setelah serangan militer besar-besaran Iran ke wilayah Israel, Israel yang didukung sekutu terbesarnya, Amerika Serikat (AS), diyakini terkena dampak paling parah. Pengaruh kedua negara ini di Timur Tengah bahkan disebut-sebut sudah berakhir.
Seperti diketahui, tentara Iran mengebom beberapa wilayah Israel pada 13-14 April 2024. Pemerintah Negeri Mullah itu menegaskan, serangan itu merupakan respons atas serangan Israel pada 1 April 2024 terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Selain itu, serangan yang dilakukan angkatan bersenjata Iran (Artesh) juga diduga sebagai respons atas agresi militer Israel di Gaza Palestina yang telah berlangsung lebih dari enam bulan.
Aksi militer Iran dalam Operasi Janji Sejati kepada Israel pekan lalu berhasil berdampak secara psikologis pada Israel dan AS, menurut wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Ali Fadavi.
Fadavi menegaskan keberhasilan serangan itu melibatkan banyak aspek. Selain itu, Operation True Promise juga menunjukkan kemampuan taktis dan strategis militer Iran dalam mendominasi kawasan Timur Tengah.
Orang nomor dua di jajaran elit militer Iran itu bahkan berani mengatakan bahwa kekuatan negaranya telah menguras pengaruh negara Zionis di Timur Tengah yang merupakan sekutu Amerika.
“Era impunitas bagi Amerika Serikat, Israel dan sekutunya di kawasan telah berakhir setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Fadavi, seperti dilansir ditphat.net Military dari Tehran Times.
Fadawi juga memuji ketangguhan para pejuang di Gaza, mulai dari Brigade Izz al-Din al-Qassam dan Al-Quds di Gaza, Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Lebanon. Sebab untuk saat ini seluruh kekuatan perlawanan masih terus menyerang wilayah dan pasukan Israel.
Hal lain yang juga diungkapkan Fadawi adalah kesiapan Iran menghadapi potensi serangan balasan yang dilancarkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
“Kesiapan tinggi angkatan bersenjata Iran, siap menjaga perbatasan dan wilayah negara, dengan tekad yang teguh untuk mengalahkan semua musuh. Apalagi di perbatasan negara, dengan pertolongan Allah.