Jakarta, ditphat.net – Serangkaian ledakan pager elektronik dan walkie-talkie selama seminggu yang melanda Lebanon, menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya, telah mengejutkan dunia.
Peristiwa ini diyakini akibat operasi intelijen yang panjang, rumit, dan masif.
Mengutip CNN dari korespondennya di Tel Aviv, Israel, kedua insiden tersebut merupakan hasil operasi gabungan antara badan intelijen Israel Mossad dan Unit 8200.
Yang terakhir adalah unit paling rahasia dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Unit 8200 dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Shmone Matayim.
Unit ini setara dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) atau GCHQ di Kerajaan Inggris.
Unit ini bertanggung jawab atas intelijen sinyal (SIGINT), operasi dunia maya dan pemecahan kode serta pelacakan sinyal.
Unit 8200 didirikan pada tahun 1952 dan misi utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang musuh-musuh Israel, di kawasan dan di seluruh dunia.
Selama bertahun-tahun, Unit 8200 telah terlibat dalam berbagai operasi intelijen dan dunia maya, baik ofensif maupun defensif.
Salah satu operasi dunia maya paling terkenal yang dikaitkan dengan Unit 8200 adalah pengembangan Stuxnet, sebuah worm komputer canggih yang menargetkan sistem kendali industri yang digunakan dalam program nuklir Iran.
Sejak serangan Stuxnet, ada beberapa serangan cyber tingkat tinggi lainnya yang dikaitkan dengan Unit 8200, meskipun pemerintah Israel belum mengkonfirmasi laporan tersebut.
Misalnya, Unit 8200 dilaporkan terlibat dalam pengembangan malware Flame, sebuah senjata siber canggih yang digunakan untuk mengumpulkan informasi intelijen dari target di Iran, Suriah, dan negara-negara lain di Timur Tengah.
Laporan kemudian muncul bahwa Unit 8200 telah terlibat dalam serangan siber lainnya terhadap musuh-musuh Israel, termasuk pengembangan malware Duqu dan penemuan kerentanan di WhatsApp yang digunakan untuk menargetkan aktivis hak asasi manusia dan jurnalis.
Malware lain yang diduga dijalankan oleh 8200 adalah Flame, Gauss dan Regin.