Jakarta, ditphat.net – PT Kayan Hydro Energy (KHE) berupaya untuk segera merealisasikan pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air atau PLTA Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Proyek ini dinilai sangat penting karena akan menjadi tonggak perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam berkelanjutan, serta mendukung transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan (hijau).

“Proyek ini sangat penting bagi Indonesia, khususnya terkait transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi hijau. “Kami berkomitmen untuk merealisasikan proyek ini secepatnya sesuai dengan rencana yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia,” kata Eko Permanahadi, perwakilan perusahaan yang mengelola perusahaan pengendali KHE.

Cara lain untuk melihat perkembangan ini adalah dengan bekerja sama dengan investor dari Jepang. Eko menegaskan, tujuan pertemuan KHE dengan pengusaha Jepang adalah untuk membangun hubungan setara.

Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa orang penting, antara lain Naofumi Yasuda (Chief Representative Itochu Corporation), Mamoru Suzuka (Direktur PT Sojitz Indonesia), Hisahiro Takeuchi (Chairman, President Director PT Matlamat Cacera Canggih, bagian dari Marubeni Corporation), dan Hironori Takahashi (Kepala Perwakilan, Kantor Internasional Jakarta Electric Power Development Co. Ltd.).

Kemudian, Hiroshi Hashiuchi (General Manager Tokyo Electric Power Company, Renewable Energy), Takechi Muramatsu (Head of Indonesia Energy Solution of Sumitomo Corporation), Masahiko Umesaki (Head of Project Development Group International Business Division of -Kansai Electric Power Co. Ltd. ), serta perwakilan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI).

“Kami berada dalam situasi yang sama dengan mereka, kami tidak hanya mencari investor, tetapi kami berinvestasi dan berkomitmen pada proyek ini,” jelasnya.

Namun, lanjut Eko, kendala terbesarnya adalah memastikan proyek pembangkit listrik Kayan Cascade tetap berada di bawah kendali Indonesia. Meski sulit, kami dan pemerintah berkomitmen memastikan Indonesia tetap menjadi regulator yang hebat, jelasnya.

Sementara itu, Deputi Menteri Koordinator Kerja Sama Ekonomi Internasional Departemen Koordinasi Perekonomian Edi Prio Pambudi menegaskan, perizinan bukan menjadi kendala besar dalam proyek ini, melainkan pengelolaan sungai Kayan yang menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air.

“Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena berdampak pada hajat hidup orang banyak. Kita tidak ingin sungai ini dikuasai pihak luar karena tidak ingin mengulangi trauma yang terjadi di masa lalu. Pemerintah akan terus mendukung dan mendampingi KHE dalam proyek ini untuk memastikan posisi Indonesia tetap kuat dan berdaulat,” ujarnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *