DITPHAT Jadi Tempat Kaderisasi Pemimpin, AMN Akan Dilengkapi Beragam Fasilitas Belajar

Manado, ditphat.net – Pemerintah terus memantau pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) di Manado, Utara melalui Badan Intelijen Negara (BIN) hingga beberapa instansi seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Cayman PUPR). Sulawesi

Kepala Balai Prasarana Permukiman Daerah (BPPW Sult) Sulut, I.R. Noordiana Habibi mengungkapkan, pemerintah sedang mempercepat pengembangan AMN di Manado. Apalagi, pembangunan ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo. 

“Kegiatan pembangunan AMN Manado merupakan wujud kepatuhan terhadap arahan Presiden RI,” kata Nurdiana Habibi dalam keterangan yang diterima ditphat.net, Jakarta, Sabtu (17/8/2024).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, AMN Manado akan dibangun dengan pembiayaan kontrak tahun jamak pada tahun anggaran 2023-2024.

“Kami sangat mengharapkan dukungan seluruh pihak yang terlibat agar pembangunan AMN Manado dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.

AMN Manado meliputi pembangunan seluas 20.000 tower dengan tower asrama putra dan putri untuk cakupan pengembangan 1595, kata Noordiana.

Bahkan, AMN juga memiliki ruang pertemuan, multiroom, taman bermain, taman, akses jalan, dan tempat parkir. Sebelumnya, staf khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetio mendukung penuh program AMN. 

Dorongan untuk menjadi bangsa yang majemuk memerlukan fasilitas. Perguruan Tinggi Mahasiswa Nusantara dapat menjadi wadah bagi kader-kader pemimpin masa depan yang melihat bahwa perbedaan justru menjadi pemersatu kita sebagai bangsa, ujarnya.

Pria yang akrab disapa Romo Benny ini memandang AMN sebagai wadah untuk melahirkan calon-calon pemimpin masa depan yang berguna bagi kemajuan bangsa. 

“Ini sangat penting bagi pembangunan bangsa ke depan. Mahasiswa sudah menerima perbedaan. Ini pendidikan yang baik agar generasi ini bisa beradaptasi,” ujarnya.

Ia juga berharap pemerintah dapat meningkatkan jumlah program sejenis AMN. 

“Dikalangan kelompok pelajar juga perlu diciptakan semacam rekayasa budaya agar bisa merasakan perbedaan. Misalnya siswa SMA dari daerah lain bisa mengenal siswa SMA di Pulau Jawa. Itu akan membangun karakter dan kepribadian yang baik. Sebuah program dimana siswa SMA dari berbagai daerah bisa belajar bersama,” tutupnya.   

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *