ditphat.net – Usai dipastikan kembali menjabat Presiden Amerika Serikat (AS)
Trump terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat, setelah ia mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dalam pemilihan umum yang digelar pada 5 November 2024.
Kembalinya Trump dianggap sebagai ancaman bagi Iran yang kini terlibat konflik bersenjata dengan Israel. Hal inilah yang sedang dibicarakan antara Trump dan Netanyahu.
Lebih lanjut, Netanyahu mengatakan terpilihnya Trump adalah “kebangkitan terbesar dalam sejarah.”
Beberapa jam setelah kedua pemimpin menjalin kontak, militer Israel kembali mengebom Beirut, Lebanon, untuk menghancurkan beberapa situs milisi Hizbullah.
Menurut laporan yang diterbitkan ditphat.net Military RTL Today, Trump setuju bekerja sama untuk mendukung keamanan Israel. Apalagi karena ancaman langsung dari Iran.
“Dalam panggilan telepon pada hari Rabu, keduanya sepakat untuk bekerja sama demi keamanan Negara Israel dan membahas ancaman Iran,” demikian bunyi pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Israel.
Di sisi lain, Hizbullah menegaskan pemilu Amerika tidak akan berdampak apa pun terhadap perang. Apalagi sejak Israel Defense Forces (IDF) melakukan agresi terhadap Lebanon pada Oktober 2024.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qasim mengatakan partainya akan terus melawan serangan tentara Zionis. Kassem meyakinkan bahwa seluruh anggota Hizbullah adalah tentara terlatih dan siap berperang.
“Kami memiliki puluhan ribu pejuang perlawanan terlatih yang siap berperang, yang akan menghentikan perang (Israel) di medan perang,” kata Kassem.