Indonesia Waspada, Serangan Ini Meningkat Drastis

JAKARTA, ditphat.net – Dari Januari hingga Juni 2024, teknologi anti-phishing Kaspersky mendeteksi 336.294 serangan phishing yang diluncurkan terhadap berbagai organisasi dan bisnis di Asia Tenggara.

Serangan tersebut meniru merek e-commerce, perbankan dan pembayaran dan bertujuan untuk mencuri kredensial dan data sensitif lainnya.

Serangan phishing finansial meningkat pesat di kawasan ini seiring dengan semakin canggihnya penjahat dunia maya yang terus berevolusi dan menyesuaikan taktik mereka.

Jumlah serangan meningkat sebesar 41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didukung oleh peningkatan adopsi digital dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) serta otomatisasi oleh penjahat dunia maya untuk menghasilkan konten yang menarik dan menargetkan korban dengan lebih efektif.

“Kami mengaitkan peningkatan tajam ini dengan peningkatan aktivitas penipuan, bukan penurunan kewaspadaan konsumen. Penjahat dunia maya menjadi lebih agresif dalam mengejar data dan uang pengguna, termasuk dari perangkat perusahaan,” kata Adrian Haye, CEO Kaspersky untuk Asia Pasifik.

Phishing keuangan adalah jenis phishing yang mengacu pada sumber penipuan yang terkait dengan perbankan, sistem pembayaran, dan toko digital.

Melalui penipuan keuangan, penyerang memanipulasi korban untuk mengungkapkan informasi pribadi mereka yang berharga, seperti kredensial login ke akun keuangan, serta informasi pribadi atau perusahaan lainnya yang disimpan di akun tersebut.

Mereka menggunakan skema rekayasa sosial canggih yang menyamar sebagai lembaga keuangan untuk menipu, menimbulkan ketakutan dan tekanan pada korban, dan dalam beberapa kasus menyamar sebagai badan amal untuk mengelabui korban agar menyumbang.

Thailand mencatat jumlah serangan penipuan keuangan tertinggi dengan 141.258 serangan, diikuti oleh Indonesia dengan 48.439 serangan. Vietnam mengalami 40.102 serangan sementara Malaysia mencatat 38.056 serangan penipuan keuangan. Singapura dan Filipina mencatat ancaman paling sedikit, masing-masing 28.591 dan 26.080.

Thailand dan Indonesia mencatat dua peningkatan tertinggi masing-masing sebesar 582% dan 406% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Phishing keuangan akan terus tumbuh di wilayah ini dan sektor-sektor seperti perbankan, asuransi dan e-commerce akan tetap menjadi target utama.

Selain email phishing tradisional, penjahat dunia maya juga akan terus memanfaatkan media sosial dan platform perpesanan untuk menyebarkan tautan, halaman, dan aplikasi palsu. “Seiring dengan semakin maraknya deep fake, kita juga akan melihat peningkatan video dan pesan suara palsu yang lebih canggih dan sulit dideteksi,” jelas Heya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *