
Malang, ditphat.net – Diabetes merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dan jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahunnya. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes tidak hanya berdampak pada kualitas hidup penderitanya, namun juga dapat menimbulkan masalah serius seperti penyakit jantung, stroke, gangguan penglihatan bahkan amputasi.
Penyebab tingginya angka diabetes di Indonesia bermacam-macam, mulai dari pola makan tinggi gula dan lemak, hingga gaya hidup yang kurang aktif serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit ini. Seringkali makanan cepat saji dan minuman manis yang tersedia juga memperburuk situasi ini.
Selain itu, kurangnya pendidikan kesehatan dan terbatasnya akses terhadap fasilitas kesehatan di beberapa daerah menghambat upaya pencegahan dan pengobatan diabetes. Diabetes tidak terdiagnosis sejak dini karena gejalanya seringkali tidak disadari. Artinya, banyak penderita yang baru mengetahui kesehatannya setelah mengalami komplikasi serius.
Untuk itu, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan deteksi dini penyakit diabetes merupakan langkah penting. Pemerintah dan berbagai institusi kesehatan terus berupaya melawan fenomena ini melalui kampanye kesehatan, pemeriksaan rutin, dan akses terhadap pengobatan yang lebih baik.
Fakta tersebut menarik perhatian Ahmad Hasyim Wibisono, pakar bidang kesehatan. Dengan semangat dan tekad untuk membantu pasien diabetes dan luka kronis lainnya, ia mendirikan Pedis Care di Malang, Jawa Timur. Klinik ini merupakan pusat perawatan luka kronis, termasuk luka diabetes, luka kanker, dan perawatan ortopedi.
Pedis Care mengambil pendekatan modern dalam perawatan luka, termasuk menggunakan aplikasi berbasis Android untuk menganalisis kondisi luka pasien. Teknik ini memungkinkan tim medis mengukur ukuran luka secara akurat, memudahkan diagnosis dan memantau kemajuan penyembuhan luka.
Hasilnya cukup menjanjikan: tingkat penyembuhan luka kronis adalah sekitar 80 persen, dan tingkat keberhasilan khususnya pada luka diabetes adalah 88 persen. Proses penyembuhan ini rata-rata memakan waktu 11 minggu, menjadikan Pedis Care sebagai layanan terpercaya untuk penyembuhan luka kronis.
Selain layanan rawat inap, Pedis Care juga menawarkan program perawatan di rumah yang dirancang untuk memudahkan pasien yang kesulitan mengakses klinik. Program ini memungkinkan pasien menerima perawatan yang sama seperti klinik, dalam kenyamanan rumah mereka sendiri. Dalam program ini Pedis Care menggunakan sistem subsidi sebagai bentuk komitmen sosial.
Dengan tarif pengobatan standar sebesar Rp250.000 per sesi, pasien kaya bisa mendapatkan pengurangan biaya hingga 50 persen atau bahkan melewatkannya sama sekali dengan bantuan subsidi pasien yang baik. Selain itu, sumber pendanaan bakti sosial ini juga berasal dari kerjasama berbagai organisasi amal dan pusat layanan kesehatan yang mendukung misi Pedis Care.
Pedis Care tidak hanya sebatas pelayanan keperawatan saja, namun juga berperan penting dalam pendidikan kesehatan global. Mereka secara rutin menyelenggarakan seminar, lokakarya amal keperawatan, dan kursus pelatihan di seluruh negeri yang berfokus pada metode perawatan luka modern. Faktanya, mereka menawarkan kursus online gratis untuk mendidik banyak petugas kesehatan dan masyarakat umum. Karya Pedis Care juga mendapat pengakuan dari Satu Indonesia Award pada tahun 2019.