ditphat.net – Setelah 9 bulan serangan brutal Israel di Jalur Gaza, satu fakta akhirnya terungkap. Ternyata pemerintah Zionis sengaja menggelar peristiwa 7 Oktober 2023 guna membantai warga sipil Palestina.
Lebih dari 38.000 warga sipil di Gaza tewas akibat serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Banyaknya nyawa yang hilang sia-sia tidak menghentikan perang. Faktanya, militer Israel terus membombardir kota tersebut dengan kedok melenyapkan pasukan Hamas Palestina.
Siapa sangka kebenaran pada akhirnya akan terungkap. Serangan Hamas ke wilayah Israel 9 bulan lalu ternyata merupakan bagian dari naskah yang dibuat oleh tentara Israel.
Disebut Dekrit Hannibal, perwira senior memerintahkan penyerangan terhadap sesama prajurit. Kematian para tentara tersebut kemudian dijadikan alasan untuk menyerang dan melakukan genosida massal di Gaza.
ditphat.net Military mengutip skenario dari media sayap kiri Israel Haareetz yang menjelaskan secara rinci bagaimana Dekrit Hannibal dilakukan untuk memuaskan keinginan jahat rezim Zionis.
Perintah tersebut dilaksanakan di tiga lokasi dengan misi menghentikan kendaraan yang digunakan pasukan Hamas untuk menyandera Israel agar tidak kembali ke Gaza. Perintah tersebut diberikan oleh seorang jenderal ISIS tepat satu jam sebelum pasukan Hamas menembakkan roket ke wilayah Israel.
Kebijakan ini secara langsung membuat marah Hamas, karena jumlah warga sipil dan tentara Israel terus meningkat pada saat itu. Sementara itu, warga Israel yang disandera Hamas dijadikan pembenaran atas genosida di Gaza.
Dalam laporan media independen ditphat.net Military lainnya, Truth Out, militer Israel telah membunuh sedikitnya 14 warga sipilnya sendiri. Selain itu, 13 tentara Israel lainnya juga menjadi korban pembunuhan rekannya.
Puluhan tentara Israel yang menjadi korban tewas akibat tembakan artileri dari Main Battle Tank (MBT) Merkava Mark IV saat berada di sebuah rumah tempat warga sipil ditahan. Seorang wanita juga dilaporkan tewas dalam serangan itu.
“Pada saat itu, semua orang tahu bahwa kendaraan tersebut dapat membawa warga sipil atau tentara yang diculik,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut. “Tidak ada kasus penyerangan yang disengaja terhadap kendaraan yang membawa orang-orang yang diculik,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya itu.
“Tetapi Anda tidak bisa mengetahui apakah ada orang seperti itu di dalam kendaraan itu. Saya tidak bisa mengatakan ada instruksi yang jelas, tapi semua orang tahu apa artinya tidak membiarkan kendaraan masuk ke Gaza,” katanya.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa keputusan Hannibal diterapkan untuk mengubah area sekitar pagar menjadi zona pembunuhan. Selain itu, langkah ini juga dilakukan dengan menutup salah satu jalan perbatasan menuju Gaza.