Guru di Lamongan Naik Pitam hingga Tampar Siswa, Tak Terima Gegara Dipanggil Nama

Lamongan, ditphat.net – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Lamongan menjadi sorotan setelah seorang siswa laki-laki ditampar oleh seorang guru yang diduga ditampar oleh seorang guru, sehingga ia merasa tidak dihargai karena sang guru tidak menyebutkan namanya secara langsung. Dekorasi “Nyonya”.

Video tersebut menjadi viral dan kini tersebar di media sosial. Salah satunya yang diunggah adalah akun Instagram @detik.indo pada Rabu (25/9/2024).

Kejadian bermula saat guru bahasa Inggris berinisial E menghadang siswa tersebut di depan kelasnya.

Siswa tersebut langsung memotong gurunya dengan berkata “bu” tanpa memanggil namanya. Kemudian guru tersebut emosi dan menampar siswanya.

“Anak siapa kamu?” “Apa tujuanmu?” Guru E berkata kepada muridnya dalam bahasa Jawa.

Sementara Profesor E memarahinya, siswa tersebut beberapa kali menoleh ke temannya, yang merekamnya beberapa meter jauhnya.

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Sirif mengatakan, guru E akan dihukum. Munif menegaskan, tidak ada pembenaran atas kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswa, apa pun alasannya.

Informasi sementara beredar di media sosial bahwa Guru E telah dipanggil kembali ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Lamongan sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.

Peristiwa tersebut langsung memicu perbincangan di kalangan siswa, guru, dan pengguna online tentang etika dan kepatutan dalam lingkungan pendidikan.

Di Indonesia, sapaan “Bu” atau “Pak” sudah menjadi bagian dari norma sosial umum sebagai bentuk kesantunan, terutama saat berinteraksi dengan orang yang lebih tua seperti guru.

Penggunaan sapaan ini menyampaikan rasa syukur dan hormat dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan pendidikan maupun di masyarakat.

Sementara itu, menyapa orang yang lebih tua dan guru secara langsung dengan nama depan tanpa menyebut “Bu” atau “Pak” dianggap melanggar etika.

“Kadang-kadang panggilan langsung membuat suasana lebih akrab dan akrab dengan guru. Kita juga perlu melihat situasinya,” kata seorang warganet yang membela siswa tersebut.

“Apa yang dilakukan guru itu benar, apalagi dalam lingkungan pendidikan, siswa harus memahami etika dan pola asuh yang baik,” tulis salah satu warganet yang setuju dengan tindakan Guru E.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *