ditphat.net – Jatuhnya rezim Bashar al-Assad berdampak besar terhadap sekutu utamanya, Iran. Sebagai pendukung utama Suriah, negara Mullah disebut-sebut paling lemah dan tidak memiliki loyalis.
ditphat.net Military memberitakan dalam berita sebelumnya bahwa Iran kemungkinan tidak akan memasok senjata kepada wakilnya di Lebanon, Hizbullah. karena,
Suriah yang saat ini dikuasai pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) tidak bisa lagi dijadikan jalur transfer senjata. Padahal, Suriah merupakan jalur utama pengiriman senjata dari Iran ke Lebanon.
Situasi ini berujung pada terpojoknya Brigjen Ismail Qaani selaku Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Beberapa perwira militer Iran mengatakan bahwa Pasukan Quds pimpinan Qaani harus bertanggung jawab atas kegagalan operasi di Suriah. Dalam hal ini, ketidakmampuan tentara Suriah melawan pemberontak HTS.
Tak hanya itu, beberapa perwira militer Iran menuduh Qaani membubarkan Angkatan Bersenjata Suriah (SAF).
“Dia (Qaani) tidak melakukan apa pun untuk mencegah runtuhnya kepentingan Iran,” kata seorang perwira militer Irak yang tidak mau disebutkan namanya.
“Sekutu jatuh satu demi satu dan dia menyaksikannya dari Teheran. Saat-saat yang lebih buruk mungkin akan datang,” kata ditphat.net Military mengutipnya di surat kabar “Telegraph”.
Alhasil, beredar kabar Kaani akan dicopot dari jabatan Panglima Pasukan Quds.
“Situasinya menarik, diskusi panas sedang berlangsung. Kekhawatiran lainnya adalah apa yang harus dikatakan kepada para pendukung mereka di Iran,” kata seorang perwira militer Iran.