Gagal Dapatkan 100 Panser, Ribuan Tentara Ukraina Menanti Ajal di Front Timur

ditphat.net – Posisi militer Ukraina mengakar kuat dalam perang yang sedang berlangsung melawan pasukan Rusia di Front Timur. Ukraina juga dipastikan tidak akan menerima 100 kendaraan lapis baja yang sebelumnya dikirim Bulgaria setelah bantuan senjata Amerika Serikat (AS) ditangguhkan.

Bulgaria, bekas Uni Soviet, sebelumnya berencana mengirim 100 pengangkut personel lapis baja ke Ukraina.

Rencana ini diumumkan langsung oleh Presiden Bulgaria Rumen Radev pada Desember 2023. Menurut Radev, pemberian alutsista ke Ukraina bertujuan untuk melindungi keselamatan warga sipil dan perbatasan Bulgaria-Ukraina.

Sebelumnya pada 22 November 2023, Parlemen Bulgaria juga menyetujui pengiriman kendaraan lapis baja ke Ukraina. Untuk pembiayaan transportasi ditanggung oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Namun kendala administrasi di Kementerian Pertahanan Bulgaria memaksa rencana ini ditunda. Hal tersebut diungkapkan Ivaylo Mirchev, anggota Parlemen Bulgaria.

“Bulgaria bisa banyak membantu Ukraina, tapi hal itu akan tertunda karena administrasi Kementerian Pertahanan tidak berfungsi dengan baik,” kata Mirchev.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Bulgaria Todar Tagarev mengakui rencana pengiriman kendaraan lapis baja ke Ukraina terpaksa tertunda karena kendala logistik. Tagarev saat ini mendapat kecaman karena dianggap lamban bertindak.

“Bulgaria bisa membantu, tapi hal itu tidak terjadi pada kecepatan yang diharapkan, dan saya berharap segalanya akan membaik,” kata Mirchev, mengutip ditphat.net Military dari kantor berita Rusia RIA Novosti.

“Kami melakukan pemungutan suara mengenai keputusan untuk menggunakan kendaraan pengangkut personel lapis baja sekitar tiga bulan lalu. Namun dalam tiga bulan, kami tidak dapat mengangkut 100 APC dari Sofia ke Ruse (sebuah kota di Sungai Danube di timur laut Bulgaria),” katanya.

Selain kendaraan lapis baja, Bulgaria juga menjanjikan senjata yang sudah dimilikinya sejak zaman Uni Soviet. Beberapa di antaranya adalah peluncur rudal C-300, amunisi mortir, dan berbagai perlengkapan lainnya.

Seperti diketahui, posisi militer Ukraina semakin mendapat tekanan setelah kota Avadivka di Republik Rakyat Donetsk (DPR) jatuh ke tangan militer Rusia. Krisis amunisi dan senjata menjadi faktor utama kemunduran tentara Ukraina dalam perang melawan pasukan Rusia.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *