Depok, ditphat.net – Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) menggelar upacara peringatan di Convention Hall FHUI Depok, Jawa Barat. Acara ini merupakan ajang refleksi sekaligus perayaan atas perjalanan panjang FHUI dalam dunia pendidikan hukum Indonesia.
Perayaan Dies ke-100 yang dipimpin langsung oleh Rektor FHUI Parulian Paidi Aritonang dan dihadiri oleh para Guru Besar FHUI, Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI), Dekan Perguruan Tinggi UI, Dekan Fakultas Hukum dari berbagai universitas di Indonesia, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Hukum dan Hak Asasi Manusia, Prof. Yusril Ihza Mahendra, juga Guru Besar FHUI, dan perwakilan firma hukum lokal dan internasional.
Wakil Presiden Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof. Dedi Priadi bersyukur atas prestasi yang diraih FHUI karena merupakan jurusan hukum terbaik di Indonesia dan terkenal hingga mancanegara. Menurutnya, peran FHUI sebagai pilar pendidikan hukum di Indonesia harus diperkuat melalui kerja sama internasional yang kuat.
“FHUI berhasil meraih gelar ke-200 dunia dan peringkat ke-150 dunia Amerika dalam bidang hukum yang mencerminkan keunikan kualitas departemen ini, berkat kerja keras seluruh sivitas akademika, alumni dan tenaga kependidikan di FHUI”, beliau berkata, berkata. pada hari Selasa, 29 Oktober 2024.
FHUI memiliki akademisi dan pemikir hukum terkemuka asal Belanda, Rogier Chorus, yang mengeksplorasi gagasan Paul Scholten dalam beberapa tahun terakhir. Seperti diketahui, Paul Scholten merupakan direktur pertama Rechtshoogeschool te Batavia, sekolah hukum pertama di Hindia Belanda yang menjadi cikal bakal FHUI.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Parulian Paidi Aritonang mengatakan pencapaian abad ini merupakan bagian dari komitmen FHUI untuk terus melahirkan pemimpin-pemimpin hukum yang jujur dan mau berpikir menghadapi tantangan era baru. Silaturahmi akbar ini tidak hanya menjadi puncak perayaan 100 tahun FHUI, namun juga merupakan cerminan sejarah panjang departemen ini dalam memajukan hukum Indonesia.
“Mari kita jadikan 100 tahun ini sebagai landasan untuk terus mengembangkan pendidikan hukum yang tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga praktik dan semangat keadilan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Perayaan seratus tahun FHUI menjadi bukti bahwa perguruan tinggi ini tidak hanya menjadi bukti sejarah, namun juga berkomitmen terhadap supremasi hukum yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. “Dengan pencapaian ini diharapkan FHUI terus mempelopori lahirnya para pemimpin hukum kelas dunia yang mampu mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan lebih baik lagi,” tuturnya.
Selain buku, di penghujung sesi ini juga dilakukan pelepasan Stempel 100 Tahun FHUI yang dibawakan oleh alumni FHUI Angkatan 1972. Sebagai bagian dari gagasan dan perjalanan 100 tahun pendidikan tinggi hukum di Indonesia. , FHUI menerbitkan o Buku 100 Tahun Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia. 19 pengacara penting menyusun buku ini yang diedit oleh Profesor FHUI, Prof. Sulistyowati Irianto dan Prof. Santoso Teratas.
Dalam sesi ini, FHUI juga menganugerahkan Penghargaan Dharma Justisia Tahun 2024 kepada beberapa sesepuh yang telah menunjukkan dedikasi seumur hidup terhadap dunia hukum. Pengacara seperti Prof. Dr. Supomo, Prof. Joko Sutono, Prof. Dr. Adnan Buyung Nasution dan Prof. Erman Rajagukguk, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi besarnya dalam memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan di Indonesia.