Jakarta, ditphat.net – Mantan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor (Purn) Hermintoyo mengungkapkan fakta di balik pertemuan presiden ketiga Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, dengan mantan Panglima Kostrad, Letjen Prabowo Subianto.
Prabowo bertemu Habibie di Wisma Negara pada 22 Mei 1998 setelah ia diberhentikan dari jabatannya sebagai Pangkostrad. Kedatangan Prabowo ingin menanyakan alasan pencopotan tersebut.
Dialog dan perdebatan antara Prabowo dan Habibie terangkum dalam buku “Detik-detik Penentu-Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi” (2006) pada halaman 102-103 dari buku setebal 549 halaman tersebut.
Saat itu, Prabowo berkata kepada Habibie: “Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya, Presiden Soeharto, Anda memecat saya sebagai Pangkostrad.”
Habibie mencopot Prabowo setelah mendapat laporan dari Panglima ABRI (Pangab) Jenderal Wiranto bahwa ada pergerakan pasukan Kostrad dari luar kota menuju Jakarta. Pada tanggal 22 Mei 1998 pukul 06.10 Wiranto melapor ke WIB melalui telepon.
Dalam bukunya, Habibie penuh dengan penerimaan Prabowo di Wisma Negara.
“Karena Prabowo adalah menantu Presiden Soeharto, budaya feodal masih berkembang, sering terjadi konflik antara disiplin militer dan disiplin sipil dalam tindakan dan tindakannya.”
Apapun yang dilakukan (Prabowo) akan disetujui dan dia tidak akan pernah dikritik oleh atasannya. Haibie (halaman 101) menulis: “Kebiasaan memberi ‘istimewa’ kepada Prabowo mungkin menjadi salah satu alasan mengapa gerakan militer Kostrad terjadi tanpa konsultasi, koordinasi dan informasi dari Panglima Angkatan Darat.”
Di sisi lain, mantan Paspampres yang saat itu memimpin pengawal Habibie, Mayor (Purn) Hermintoyo, menceritakan masa-masa menegangkan saat Prabowo tiba di Wisma Negara pada pukul 15.00 WIB.
Hermintoyo mengatakan, sebelum Prabowo diundang ke kamar Habibie, Prabowo menunggu di ruang tunggu.
“Kalau orang bilang dia (Prabowo) tidak punya moral, dia (salah), dia menunggu, tetap ikuti aturan,” kata Hermintoyo dalam YouTube Man of Our Time yang tayang pada Selasa, 27 Agustus 2024.
Saat Prabowo duduk menunggu Habibie, Hermintoyo maju ke depan dengan maksud meminta pistol yang ditempel di tas menantu Soeharto. Namun sebelum kata-kata itu terucap, Prabowo sadar, ia langsung memberikan koper dan senjatanya kepada Hermintoyo.
“Karena saya pengawal pribadi, sebagai tameng hidup (Habibie), saya menghampiri (Prabowo), saya bilang ‘Pak, permisi’ dan (Prabowo) langsung mengeluarkan tasnya (beserta senjatanya) dan menyerahkannya. : “Saya sendiri yang menerimanya.
Oleh karena itu, kata dia, jika ada informasi yang beredar bahwa Prabowo menodongkan pistol ke Habibie, informasi itu jelas tidak benar.
Jadi kalau ada yang bilang (Prabowo menodong Habibie) itu benar-benar fitnah yang kejam, katanya.
Usai menerima senjata milik Prabowo, Hermintoyo langsung melapor ke komandan tim Paspampre, “Pak, ini senjata milik Prabowo. Setelah itu, Prabowo diajak masuk menemui Habibi.”
“Kurang dari 20 menit, saya lihat Prabowo turun, dia bilang, ‘Mana jas saya?’ “Jadi tidak ada gunanya dia masuk sambil membawa senjata,” tutupnya.