Jakarta, ditphat.net – Kamar mandi atau toilet merupakan tempat yang sangat berbahaya bagi orang tua lanjut usia. Pasalnya, banyak kasus terpeleset dan kematian pada lansia terjadi di kamar mandi atau toilet. Namun sayangnya, masih banyak kesalahpahaman mengenai peristiwa ini.
Dr berbicara. Tirta juga mengenai hal ini. Ia mengatakan, penyebab banyak lansia terpeleset di toilet dan meninggal karena adanya gangguan kesehatan pada tulang dan otot.
“Di usia tua kita mengalami pengeroposan tulang dan pengeroposan otot, setelah usia 40 tahun mencapai 20 persen. Itu sebabnya banyak orang tua meninggal di toilet karena terpeleset,” ujarnya, dikutip dari tayangan YouTube Samuel Christ.
Dr Tirta juga menjelaskan, jika terpeleset, terjadi patah tulang pinggul atau tulang paha. Tungku sendiri mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh, yaitu untuk menopang seluruh tubuh.
“Saat tulang pahanya patah, kalau terpeleset, tulang pahanya patah, kepalanya terbentur. Nah, tulang pahanya patah, itu menyebabkan trombus menyumbat otak, jadi dia kena stroke, dia ke toilet, ‘mandi malam’ itulah yang membuat ayah dan ibu terpeleset di toilet, padahal “tulang paha yang sudah tua rapuh, nanti patah,” ucapnya.
Dr Tirta menjelaskan, di bagian tulang paha sendiri terdapat pembuluh darah besar yaitu arteri femoralis. Bila pecah maka timbul emboli, emboli ini menyumbat jantung sehingga dapat menyebabkan kematian.
Bukan air di toilet, bukan air di toilet yang tidak mengalir dengan baik, ujarnya.
Di sisi lain, Dr Tirta juga menyarankan agar generasi muda mulai menjaga kesehatan tulang dan otot. Caranya adalah dengan memulai latihan beban.
“Lalu bagaimana caranya agar kita tidak terpeleset ketika sudah tua? Saat masih muda, latihlah untuk mengangkat beban. Di usia tua, saat kita mengalami atrofi, massa otot kita tetap ada agar kekuatan otot kita tetap ada. “Masih ada dan tidak keropos sehingga tulang kita masih kuat kepadatannya,” ujarnya.
Pria tampan ini menjelaskan, latihan beban memiliki dua manfaat penting. Pertama untuk menjaga massa otot, dan kedua untuk menjaga kepadatan tulang, itu sudah jelas.
“Dari edisi terbaru, yang terbaik adalah latihan ketahanan (angkat beban) dan latihan kardio (lari) minimal 150 menit dalam seminggu yang dibagi dalam 5 sesi masing-masing 30 menit setiap sesinya,” ujarnya.
Untuk olahraga ini, Dr Tirta juga mengatakan bisa dilakukan di rumah tanpa harus ke gym. Orang bisa menggunakan push-up atau dumbel untuk mengangkat beban.
“Tidak harus ke gym, bisa push up, bisa beli dumbel, bisa pakai matras yoga, bisa pakai pilates. Tapi masalahnya adalah orang-orang berbagi kesenangan. Nggak perlu cardio’, ‘Aku lari, nggak perlu angkat beban’ Menurutku dua hal itu aneh,” tuturnya.