Jakarta, ditphat.net – Karet alam telah lama menjadi komoditas strategis bagi perekonomian Indonesia, terutama sebagai pendongkrak pembangunan pedesaan di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Komoditas ini menunjang kehidupan sekitar 2,1 juta rumah tangga petani dan menyumbang devisa negara sebesar 1,76 miliar dolar pada tahun 2023.

Namun, meski mempunyai potensi yang besar, sektor karet alam menghadapi tantangan serius yang mengancam keberlanjutannya. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Karet Suroso Rahutomo.

“Kemampuan perkebunan karet dalam menyerap karbon, melestarikan tanah dan air menjadikannya komoditas ramah lingkungan,” ujarnya.

Meski berperan strategis, kinerja industri karet alam dalam negeri mengalami tren penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Data menunjukkan penurunan volume produksi dalam negeri sebesar 3,60 persen per tahun selama lima tahun terakhir menyebabkan pasokan bahan baku pabrik penghancur karet berkurang drastis.

Kurangnya peralatan ini bahkan menyebabkan lebih dari 50 perusahaan ban menghentikan operasinya, ujarnya.

Kondisi ini juga berdampak pada ekspor karet alam Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 8,36 persen year-on-year. Suroso menyebutkan beberapa faktor penyebabnya.

Mulai dari rendahnya harga karet selama lebih dari satu dekade, wabah penyakit Pestalotiopsis yang menurunkan produktivitas hingga 40 persen sejak tahun 2018, hingga dampak perubahan iklim yang membuat musim terlalu kering atau basah.

“Banyak petani yang meninggalkan perkebunan karet, berhenti menyadap, atau menunda peremajaan tanaman.” Selain itu kenaikan biaya tenaga kerja, pupuk, pestisida dan input produksi lainnya setiap tahunnya semakin memperburuk keadaan,” jelasnya.

Wakil Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna menegaskan, kebangkitan industri karet alam merupakan agenda penting PTPN untuk mendukung keberlanjutan sektor perkebunan nasional.

“Karet alam tidak hanya menjadi komoditas strategis bagi perekonomian nasional, namun juga menjadi simbol penghidupan jutaan keluarga petani di pedesaan. Kami berkomitmen untuk memastikan industri ini tetap menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia. katanya.

Denaldy mengatakan PTPN fokus pada upaya peremajaan tanaman karet dengan varietas unggul dan penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas.

PTPN juga bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mengembangkan industri berbasis karet alam di tanah air.

Dengan begitu, ketergantungan terhadap pasar ekspor bisa diminimalisir dan nilai tambah karet alam bisa dirasakan langsung di Indonesia.

“Kunci sukses di sektor ini adalah sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan petani. Dengan langkah yang tepat, kita tidak hanya bisa mengatasi tantangan yang ada saat ini, tapi juga mengembalikan kejayaan industri karet alam Indonesia,” tegasnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *