JAKARTA, Wiwa – Pemerintahan Dewan Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menargetkan menjadikan ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, ekonomi digital akan digalakkan sehingga mampu menyumbang 20 persen atau Rp2,6 triliun dari nominal tambahan permintaan terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai Rp13 triliun pada tahun 2029.
Mengutip Golden Goal Paper Indonesia tahun 2045, PDB negara ini ditargetkan mencapai Rp35.500 triliun dalam lima tahun ke depan, sedangkan PDB negara diproyeksikan mencapai Rp22.500 triliun pada tahun 2024.
Dengan demikian, Indonesia harus mengejar PDB nasional sebesar Rp 13 triliun pada tahun 2029 untuk mencapai angka target PDB nasional.
Infrastruktur digital
Membaca arahan kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait ekonomi digital, salah satu pilar yang diusung Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) adalah infrastruktur digital.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafidh mengatakan transformasi digital tidak hanya menjadi kunci mewujudkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memperkuat negara di era komputasi.
“Pembangunan ekonomi bukan sekedar angka, perhitungan bukan lagi sekedar mimpi. Namun, merupakan kenyataan yang harus diwujudkan oleh seluruh lapisan masyarakat dari Sabang hingga Merauke,” ujarnya.
Oleh karena itu, setiap investasi yang dilakukan pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa Indonesia selangkah lebih dekat menuju perekonomian yang lebih kuat dan mandiri.
Sebab, hal tersebut mewakili lompatan inovasi ekonomi, peningkatan penciptaan lapangan kerja, dan landasan inovasi daerah.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, diperlukan persatuan dan kerja sama di semua sektor, baik pemerintah maupun swasta, dalam atau luar negeri, dan diperlukan satu bahasa, yaitu bahasa yang diminati, karena pemerintah sendirian dalam hal ini. tulisan digital. Tidak dapat berfungsi. , Infrastruktur.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi dapat memimpin pembangunan infrastruktur digital di Indonesia dengan baik melalui kerja sama dengan pelaku industri seperti perusahaan teknologi internasional.
Beberapa aspek kerja sama dengan perusahaan teknologi internasional juga harus diperhatikan. Mulai dari regulasi praktis hingga keamanan, sehingga infrastruktur digital yang disediakan memberikan peluang terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Manfaat yang solid dan tossie
Beberapa perusahaan teknologi global telah menunjukkan minatnya untuk secara khusus mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan (AI), termasuk Nokia dan Yandex.
Sementara dari sisi negara, Amerika Serikat (AS) dan Jerman juga berminat dengan investasi yang saat ini sedang dalam tahap pembahasan intensif. Akan membahas kemungkinan kerja sama dengan AS di bidang teknologi digital mulai dari AI hingga kota pintar.
Khusus smart city, sudah ada 12 perusahaan yang berminat dan akan berkunjung ke Jakarta, Denpasar, Bali, serta ibu kota atau IKN Nusantara.
Kami berharap minat 12 perusahaan ini semakin meningkat dalam melakukan investasi guna meningkatkan pengembangan smart city di Indonesia khususnya di IKN.
Dengan Jerman, mereka menyepakati enam bidang kerja sama strategis, yaitu kebijakan dan strategi digital, kebijakan data, kebijakan dan manajemen Internet, teknologi digital, transformasi digital berkelanjutan, dan inklusi digital.
Pembahasannya meliputi pengembangan infrastruktur ekonomi digital dan akses internet.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi juga menantikan kerja sama yang solid dan saling menguntungkan dengan Australia, Jepang, dan Oman, bekerja sama untuk mengatasi tantangan digital dan memanfaatkan peluang di berbagai negara.
Menteri Komunikasi dan Ilmu Pengetahuan Meutya Hafid mengatakan, “Kerja sama penting untuk memastikan ekonomi digital akan terdongkrak sebesar 8 persen, memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia dan meminimalkan atau menghilangkan risiko yang mungkin terjadi.”