JAKARTA, VIWA – Korban kelima Agus Buntung mengungkap bagaimana pria difabel itu memanipulasi korbannya. Korban kelima adalah seorang mahasiswa yang pertama kali bertemu dengan Agus Bentong di Taman Udayana. Usai perbincangan, Agus meminta korban kelima pindah ke Taman Sangkaeran dengan dalih akan membelikannya makanan sebagai imbalan karena menasihatinya agar tidak bunuh diri.
Sesampainya di Taman Sangkarean, korban mengeluh dan meminta pulang karena hari sudah sore. Korban sendiri mengaku belum mengetahui jalan pulang karena baru tiba di kawasan tersebut. Agus pun mengaku akan mengantar korban ke rumahnya.
Namun dalam perjalanan, Agus Buntung mengaku mengalami cedera pada kakinya dan meminta korban pengendara sepeda motor tersebut beristirahat di sebuah gang. Korban sendiri mengaku tak mau, lalu berteriak hingga membuat Agus ketakutan dan meminta korban yang mengendarai sepeda motor meninggalkan lokasi kejadian.
Agus yang duduk di kursi penumpang bersikeras untuk bersantai bersama keluarganya sambil mengemudikan mobil. Hingga akhirnya korban dan Agus sampai di kos.
“Setelah itu dia bilang ingin bersantai di kos-kosan. “Dia bilang, ‘Setengah uangmu, nanti aku ganti,’” kata korban seperti dikutip dalam tayangan YouTube Deddy Corbusier.
Korban pun mengaku ingin mengikuti instruksi Agus Buntung untuk menginap di bed and breakfast, namun korban tidak menyadarinya. Korban mengaku saat itu pikirannya seperti blank.
“Saya waktu itu tidak sadar, saya tidak sadar, sesampainya di kamar dia bilang kasih saya kunci kamar. “Aku tidak mau, katanya kalau orang tahu kita akan menikah.” lalu warga akan menyerangnya,” ujarnya.
Ia juga bercerita, saat pertama kali bertemu di Taman Udayana dan wisma, Agus Buntung menggumamkan sesuatu seolah sedang membacakan mantra untuknya.
“Iya iya (mulutnya cemberut di kamar), saya juga tidak mengerti. “Buku ini juga dibacanya saat di Udayan,” kata korban.
Korban mengatakan, saat masuk kamar diminta berbaring, namun menolak. Korban kelima memilih duduk sendiri di pinggir tempat tidur, namun menurut korban, Agus Buntung, menempelkan badannya ke tubuh korban. Karena itu, korban lari ke toilet.
“Setelah itu, dia mengunci pintu dan meminta saya untuk berbaring, sedangkan dia tidur di kasur. Setelah itu dia mematikan lampunya. Aku tidak ingin mematikan lampunya. Saya duduk di tempat tidur, tubuhnya menempel di tubuh saya, dan telepon dimatikan. “Saya diam-diam mematikan lampu. Saya membukanya dan lari ke kamar mandi karena saya takut padanya,” ujarnya.
Di kamar mandi, dia menelepon temannya dan meminta dijemput. Ia pun merekam video Argus sebagai barang bukti.
“Di kamar mandi, saya menelepon teman saya untuk menjemput saya dan memfilmkannya. Dia memukul kamar mandi dengan sangat keras hingga hancur berkeping-keping. Jadi saya membuat video dia marah kemudian dan dia. Kata-katanya sangat kasar. Lalu dia berkata “Aku menyuruhmu pergi tapi kamu memberiku uang” Aku bertanya padanya berapa biayanya dan dia menjawab berapa pun yang ada di dompetmu. “Aku tidak mau, aku menelepon temanku, aku ingin ada yang menjemputku,” katanya.