
Jakarta, ditphat.net – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikndo) melaporkan adanya penurunan penjualan mobil di Indonesia pada awal hingga pertengahan tahun 2024.
Berdasarkan data Gaikndo, pada periode Januari-Agustus 2024, penjualan mobil grosir dalam negeri turun sekitar 14,2% year-on-year (y/y) menjadi 560,300 unit, dari sebelumnya 675,859 unit.
Sementara itu, penjualan ritel (dealer-to-consumer) mobil dalam negeri juga turun 12,1% year-on-year atau year-on-year menjadi 584.857 unit dibandingkan periode sebelumnya sebesar 665.262 unit.
Sementara itu, PT Cheri Sales Indonesia (CSI) memperkirakan penurunan penjualan di pasar otomotif pada Januari-Agustus 2024 disebabkan oleh beberapa faktor.
“(Penurunan penjualan mobil) Pertama, masih terkait dengan situasi politik,” kata Rifkie Setiawan, Brand Head PT CSI, saat berkunjung ke kantor ditphat.net, Pulogadung, Jakarta.
Rifkie melanjutkan, saat ini masih banyak masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
Faktor berikutnya, menurunnya penjualan mobil disebabkan oleh banyaknya konsumen saat ini yang lebih memperhatikan nilai atau fungsi suatu kendaraan.
“Kedua, masyarakat sekarang lebih melihatnya dari segi nilai dibandingkan fungsinya.” Jadi kalau kita lihat pasar mobil bekas sedang berkembang. Jadi kalau mobil bekas meningkat, itu berdampak pada mobil baru,” ujarnya.
Rifkie kemudian mengakui, pasar otomotif dalam negeri masih terjebak dalam jebakan satu juta atau satu juta unit, meski Gaikindo sudah mencoba cara berbeda.
“Kita juga tertahan di angka satu juta unit. Beberapa upaya sudah dilakukan Gaikindo dulu, tapi tidak bisa,” kata Rifkie.
Sedangkan untuk minat membeli mobil baru, Rifkie mengatakan masih tinggi.
“Demandnya ada, kalau dilihat dari data pemesanan kendaraan (VPO), permintaannya masih ada, tapi eksekusinya cukup sulit. Banyak kebutuhan yang menghalangi konsumen untuk membeli kendaraan, bahkan pembiayaan menjadi faktor tersulitnya. tutupnya.