ditphat.net – Foto-foto sinar matahari yang mengelilingi awan tebal di kawasan itu sedang viral di media sosial. Foto tersebut dibagikan di media sosial dengan klaim bahwa ekuinoks dapat menyebabkan panas ekstrem dan sengatan matahari.
Di Facebook, foto-foto tersebut diunggah akun tersebut pada 23 Maret 2019. Cerita lengkapnya sebagai berikut:
“Cocok untuk beberapa hari yang panas, dll. Pak/Bu, jangan lupa perbanyak minum air putih, perbanyak makan sayur dan kurangi aktivitas luar ruangan dari tanggal 22 hingga 28 Chait… Alasan. Siklus ini terjadi setiap 2 tahun sekali pada bulan Maret 2017 dan terjadi lagi pada bulan Maret 2019 akibat Matahari. Disebut hari tanpa bayangan karena matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa karena huruf *equi dan nox* berarti *tidak ada perbedaan antara siang dan malam. Tuhan memberkatimu di tahun baru.”
Benarkah ekuinoks bisa menyebabkan cuaca buruk dan sengatan matahari?
Hasil cek fakta
Diberitakan di Cekfakt.com, tim cek fakta Tempo mencari berita relevan dari beberapa media kredibel. Alhasil, menurut BMKG, peristiwa ekuinoks tidak menimbulkan panas ekstrem atau sengatan matahari.
Deputi Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo dikutip Mediaindonesia.com mengatakan ekuinoks merupakan peristiwa langit saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan terkadang terjadi dua kali, yakni pada 21 Maret dan 23 September.
Ketika hal ini terjadi, Matahari dan Bumi berada lebih dekat ke zona tropis di sekitar khatulistiwa untuk menerima radiasi matahari paling banyak. Namun fenomena ini tidak selalu menyebabkan peningkatan suhu udara yang parah atau parah.
Secara umum diketahui rata-rata suhu maksimum di Indonesia berkisar antara 32-36 derajat Celcius, kata Prabowo dalam siaran pers, Senin. Berdasarkan pantauan BMKG, suhu tertinggi pada Sabtu 23 Maret 2019 tercatat 37,6 derajat Celcius di Maulaboh, Aceh.
Melansir Kompas.com, ekuinoks tidak seperti gelombang panas di Eropa, Afrika, dan Amerika yang merupakan peristiwa tidak biasa di mana kenaikan suhu udara ekstrem berlangsung dalam jangka waktu lama.
Menanggapi hal tersebut, Pravo meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan dampak keseimbangan seperti yang disebutkan dalam isu yang berkembang.
Umumnya kondisi cuaca di Indonesia basah atau lembab. Banyak negara bagian di Indonesia yang saat ini sedang memasuki masa perubahan atau transisi. Oleh karena itu, ada baiknya masyarakat terus mengantisipasi kondisi cuaca panas dengan meningkatkan ketahanan fisik serta menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.
Berdasarkan arsip berita Tempo, ekuinoks merupakan peristiwa astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan terjadi secara rutin dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September. Saat peristiwa ini terjadi, wilayah terluar bumi pun serupa, termasuk daerah tropis utara dan selatan.
Adanya fenomena tersebut tidak selalu menyebabkan peningkatan suhu udara secara drastis. Rata-rata suhu maksimum di Indonesia bisa mencapai 32-36 derajat Celcius.
Ekuinoks bulan Maret sering disebut ekuinoks musim semi atau ekuinoks. Bulan Maret ini juga istimewa karena bertepatan dengan Super Moon di belahan bumi utara. Di Belahan Bumi Utara, peristiwa serupa terjadi pada tahun 2000.
Nama Equinox berasal dari bahasa Latin, aequus (sama) dan nox (malam). Oleh karena itu, pada saat peristiwa ekuinoks, hampir seluruh wilayah bumi akan mengalami panjang siang dan malam yang sama, yaitu 12 jam.
Dikutip dari Express, Kamis (21/3/2019), sedangkan Vernal Equinox adalah pergerakan Matahari (dari sudut pandang Bumi) di atas garis Khatulistiwa, pergerakan ini datang dari Selatan ke Utara.
Dengan demikian, wilayah utara Bumi akan mengalami matahari terbit lebih awal, namun terbenam lebih lambat. Sebaliknya, belahan bumi selatan akan mengalami matahari terbit lebih lambat namun terbenam lebih awal.
Menurut Emedicinehelath.com, serangan panas, juga dikenal sebagai sengatan matahari dan hipertermia, adalah keadaan darurat medis di mana suhu inti tubuh meningkat hingga 40 derajat Celcius atau lebih pada orang dewasa dan 40,5 derajat Celcius pada anak-anak.
Orang lanjut usia, wanita hamil, dan anak kecil berisiko tinggi terkena serangan panas. Penyebab utama serangan panas adalah paparan suhu tinggi dalam waktu lama dan/atau aktivitas berat dalam cuaca panas.
Bayi, anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia berisiko tinggi terkena serangan panas karena tidak mampu mengatur suhu inti tubuhnya. Hewan (misalnya anjing dan kucing) dapat menderita serangan panas; Gejala iritabilitas berlebihan dan kelesuan atau kurangnya respons sering kali merupakan diagnosis.
Kesimpulan
Berdasarkan pengecekan fakta Tempo, gambar yang menyatakan Ekuinoks dapat menyebabkan cuaca ekstrem dan sengatan matahari adalah salah. Deputi Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan konvergensi merupakan fenomena astronomi normal yang tidak selalu menyebabkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem.
Sun stroke atau heat stroke, juga dikenal sebagai hipertermia, adalah keadaan darurat medis di mana suhu inti tubuh meningkat di atas 40 Celcius. Penyebab utama sengatan matahari adalah paparan suhu tinggi dalam waktu lama dan/atau aktivitas berat di cuaca panas.
Referensi
Https://cekfakt.com/focus/9513