ditphat.net Bandung – Operator telekomunikasi Telkomsel mendaur ulang cangkang kartu SIM bekas menjadi paving block dan phone holder (perangkat pendukung smartphone).
Menurut Saki Hamsat Bramono, Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, ketika konsumen membeli kartu SIM entry-level, mereka cukup melepas kartu SIM tersebut dan membuang kertas pembungkus serta cangkangnya.
Berbeda dengan wadah plastik yang bernilai tinggi, padahal sampah plastik berupa cangkang kartu SIM tergolong bernilai rendah.
“Kami berharap usaha ini dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan dampak lingkungan dan sosial bagi para pemangku kepentingannya,” ujarnya pada Rabu malam, 7 Agustus 2024, di Bandung, Jawa Barat.
Oleh karena itu, Telkomsel berkomitmen untuk mendaur ulang limbah cangkang kartu SIM dan menjadikannya barang yang bermanfaat.
Dari sampah plastik yang dikumpulkan setelah tahun 2022, Telkomsel sudah memiliki 75.000 paving block dan 20.000 basis telepon seluler.
Selain mendaur ulang sampah plastik, Telkomsel juga memiliki program loyalitas pelanggan yang mengubah poin Telkomsel menjadi pohon.
Pelanggan menerima poin untuk setiap transaksi, seperti pembelian secara kredit atau pembayaran tagihan. Besarannya tergantung nominal transaksi.
Hingga Juli, Telkomsel mencatatkan transaksi penukaran poin program Jaga Bumi sebanyak 86.758 poin oleh 65.433 pelanggan. Transaksi ini bernilai Rp 688.895.000.
Sebelumnya, anak usaha Telkom Group ini ingin memperluas jangkauan jaringan generasi kelima atau 5G di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Saat ini cakupan 5G Telkomsel merupakan yang terbesar di Indonesia yang mencakup seluruh pulau besar di Indonesia.
Cakupan 5G Telkomsel di wilayah Jabodetabek mencakup 15 kota/kabupaten dan 11 kota di Pulau Jawa. Kedua, jaringan 5G operator telekomunikasi nasional Sumatera itu ada di 11 kota.
Selain itu, jaringan 5G Telkomsel tersedia di lima kota di Kalimantan, enam di Sulawesi, tujuh di Bali dan Nusa Tenggara, dan satu di Papua.