
Melalui Jakarta, ditphat.net – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemeniikdasgen) dan Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah sedang mencoba mengembangkan sistem pendidikan melalui metode pembelajaran yang mendalam dan kurikulum cinta.
Implementasi kedua konsep ini dianggap sebagai penguatan kompetensi guru yang dapat dilakukan melalui Program Literasi Budaya Agama (LKLB).
Ini ditransfer oleh anggota Komite untuk Pengembangan Ideologi Pancasil (BPIP) pada pertemuan media Institut Leimen pada hari Jumat, 21 Maret 2025.
Arif Jamali Muis, Menteri Pendidikan Menengah Dasar dan Pribadi, Koordinator Menteri Agama, Farid F. Saenong, Dewan Saat Ini Dunia, Direktur Eksekutif Henriette Lebang dan Institut Leimen, Matthew Ho.
“Program -program lintas budaya guru literasi agama pendidikan, multikulturalisme, multikulturalisme dan pengalaman, hampir semua guru yang terlatih, lebih dari 9.000 guru yang telah dilatih, belum pernah mendengar kompetensi ini.” Katanya.
Amin mengatakan bahwa program LKLB juga mendukung BPIP, Luka Pancasil pada generasi muda melalui buku teks utama Pancasil (BTU) untuk guru dan siswa.
Dalam LKLB, para guru dilatih dalam tiga kompetensi untuk membangun hubungan dengan agama dan budaya lain, yaitu, kompetensi pribadi (memahami agama mereka sendiri secara keseluruhan), kompetensi komparatif (memahami agama lain dalam menafsirkan hubungan dengan yang berbeda) dan kompetensi kolaboratif (kerja sama dipisahkan dari perbedaan).
Amin mengatakan bahwa metode pembelajaran yang mendalam mendorong para guru untuk mempraktikkan pembelajaran yang menyenangkan (ceria), sehingga kompetensi literasi agama antar budaya dapat mendukungnya, yaitu, toleransi, rasa hormat, dan kerja sama bagi orang lain. Hal yang sama muncul dalam konsep kurikulum cinta yang mengajarkan agama dengan cinta.
“Kombinasi kompetensi pribadi dan kompetensi komparatif adalah kompetensi kooperatif. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang jamak tidak boleh membenci pendukung agama lain. Untuk membenci atau mengikuti pendukung doktrin agama yang mereka benci atau ikuti.” Katanya.
Arif Jamal, staf swasta Menteri Pendidikan, mengatakan bahwa dalam pembelajaran mendalam ia bertujuan untuk memperkaya pendekatan belajar dengan menambahkan karakteristik pedagogi. Sesuai dengan kompetensi literasi agama antar budaya, dalam implementasi pengajaran yang mendalam, semua pihak saling menghormati dan saling menghormati sehubungan dengan potensi, martabat dan nilai -nilai manusia.
Arif, “Belajar, suasana belajar dan kesadaran dalam menciptakan penciptaan pembelajaran, pembelajaran dan kesadaran, bermakna dan pikiran, olahraga jantung dan olahraga yang mendorong pendekatan yang mulia.” Katanya.
Kemitraan Program LKLB
Sementara itu, koordinator staf khusus Menteri Agama Farid F. Saenong mengatakan bahwa tiga pemimpin penting dari pemerintah saat ini adalah rekan utama program LKLB, yang dimulai pada tahun 2021, yaitu Dewan Manajemen BPIP, Menteri Agama Nasaruddin dan Abdul Mu’I Tengah. Oleh karena itu, keberadaan kurikulum cinta menjadi percepatan untuk memperkuat kecukupan guru melalui program LKLB.
“Ini akan menjadi kekuatan besar untuk digunakan dalam arti yang positif, sehingga cita -cita umum kita dapat diwujudkan untuk menciptakan kehidupan yang damai yang toleran terhadap Indonesia.” Katanya.
Farid, kurikulum cinta pada dasarnya semua proses pengajaran dan pembelajaran yang akan mendominasi substansi, nilai, karakter, dan konten, tambahnya. Kurikulum cinta masih dalam fase pengujian publik, jadi itu masih berarti mendapatkan kontribusi dari berbagai sisi. Konsep kurikulum cinta menekankan pengembangan hubungan atau hubungan dalam perlindungan persatuan nasional.
Direktur Eksekutif Institut Leime Matthew Ho mengatakan bahwa program LKLB ingin membangun modal sosial dalam masyarakat yang pluralistik. Matius mengatakan bahwa hubungan antara saling percaya dan kerja sama seperti lingkaran. Berlawanan dengan kerja sama, rasa saling percaya akan semakin memperkuat rasa saling percaya.
“Jika masyarakat jamak terlibat dalam apartemen yang buruk, maka itu mungkin merupakan divisi sosial. Jadi program LKLB adalah upaya untuk mendorong lingkungan yang positif. Ini meningkatkan kerja sama untuk menciptakan rasa saling percaya. Saya berharap bahwa pendekatan ini akan mendukung Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Pusat.” Katanya.
Matthew mengatakan program LKLB sebagian besar diterapkan oleh jumlah lulusan pendidikan yang mencapai 9.383 guru yang memperluas ke 37 negara Indonesia. Guru yang relevan didorong untuk melakukan kompetensi LKLB di ruang kelas secara konkret.
Henriette Lebang, Presidensi Dewan Dunia Gereja, menambahkan bahwa kurikulum cinta mendorong studi agama untuk menyentuh spiritualitas para siswa. Agama bukan hanya sesuatu yang diingat, tetapi harus mengalaminya, termasuk hubungan dengan orang lain yang berbeda.
Sementara itu, pembelajaran mendalam mendorong siswa untuk menyadari keragaman, termasuk potensi dan lainnya.
“Kurikulum cinta dan pembelajaran mendalam sebenarnya merupakan upaya untuk mengubah paradigma dalam pendidikan. Proses pendidikan bukanlah kurikulum, tetapi konten dan nilai -nilai yang akan dibuat.” Katanya.