JAKARTA, ditphat.net – The Habibi Center (THC) bekerja sama dengan Society for Renewable Energy (SRE) menerbitkan buku Climate Action 101: Indonesia’s Guide for Newbies tahun 2024 di Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) yang diselenggarakan oleh Yayasan Bakri Center. di Auditorium Sanctuary di Menara Kuningan, Jakarta. Buku ini dirancang sebagai panduan penting bagi generasi muda Indonesia untuk memahami perubahan iklim, implikasinya, dan mengapa isu ini penting bagi mereka.
Ketika permasalahan lingkungan hidup global menjadi semakin kompleks, Climate Action 101 diharapkan dapat menjadi platform pendidikan yang efektif bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan tentang perubahan iklim dan berperan aktif dalam upaya mitigasi iklim. Gulir terus, oke?
Dalam peluncuran buku ini turut hadir Nadia Habibi, Sekretaris Dewan Direksi Habibi Institute, dan Ofer Satria, Komisaris Badan Energi Terbarukan Indonesia. Keduanya menjelaskan isi buku tersebut dan pentingnya generasi baru untuk terlibat dalam aksi iklim.
Dalam pidatonya, Nadia Habibi menyinggung pentingnya peran generasi muda dalam melawan perubahan iklim dengan dua alasan utama.
“Pertama, aksi iklim harus dimulai sekarang. Penundaan hanya akan memperburuk dampaknya, dan dampak ini akan dirasakan terutama oleh generasi muda. Kedua, kita harus menciptakan sistem yang dapat diterapkan oleh semua orang, termasuk generasi muda. Oleh karena itu, buku ini mencoba untuk “menyederhanakan konsep teknis sehingga generasi muda dapat lebih terlibat,” katanya.
Sementara itu, Aufer Satria menambahkan, buku tersebut merupakan hasil kolaborasi The Habibi Center dan Renewable Energy Society yang bertujuan untuk mendobrak kompleksitas ilmu pengetahuan dan teknik seiring dengan perubahan iklim yang ringan.
“Kami mencoba menjadikan kompleksitas sains dan teknik di balik perubahan iklim menjadi topik yang sederhana dan mudah dipahami. Buku ini dimulai dengan penjelasan dasar tentang apa itu perubahan iklim, sains dan konsep di balik perubahan iklim, dan zero- merangkum langkah-langkah yang dapat diambil generasi baru untuk mengatasi masalah ini,” kata Aufer.
Nadia menegaskan, perubahan iklim adalah hal yang nyata dan tidak bisa diabaikan.
“Pasca Revolusi Industri, penggunaan bahan bakar fosil telah menyebabkan peningkatan CO2 di atmosfer sehingga membuat dunia kita menjadi lebih hangat dibandingkan 2000 tahun yang lalu. Oleh karena itu, kita perlu mengambil langkah nyata sekarang juga,” ujarnya.
Aufer Satria menambahkan, kerja sama dan partisipasi semua kalangan, khususnya generasi muda, sangat penting untuk mengatasi permasalahan iklim. Selain itu, Aufer menjelaskan kemampuan besar Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Keduanya menyoroti pentingnya pengembangan energi ramah lingkungan dan teknologi ramah lingkungan di Indonesia sebagai bagian dari solusi global untuk mencapai nol emisi.
Usai acara pemaparan, acara dilanjutkan dengan pembagian buku ke berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan dan penerbitan buku Climate Action 101. Chelsea Ilan, aktris dan pendukung SDGs; Anindya Bakri, Pendiri dan Ketua Yayasan Bakri Center, Ario Bimo Nandito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia; Andre Toufan dari Savit Summermas Sarana sebagai salah satu sponsor.