Bukan Cuma Depok, Kasus Manipulasi Nilai Rapor Juga Ditemukan di Kota Bandung dan Sumedang

ditphat.net – Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ade Afriandi mengatakan, sejauh ini sudah terdeteksi 54 kasus penipuan penilaian dalam laporan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahap Kedua di tiga kota berbeda. Kecuali depok. Kasus ini ditemukan di Kota Bandung dan Sumedang.

Akibat dari 54 kasus penipuan laporan tersebut terjadi dua kasus di Sumedang, dan satu kasus di Kota Bandung dengan meningkatkan hasil beberapa entitas. Sedangkan kasus terbanyak terjadi di Depok sebanyak 51 kasus akibat perubahan seluruh nilai laporan atau pencucian karton.

“CPD (Calon Santri) yang ditolak dirujuk ke sekolah swasta, tapi terserah orang tuanya apakah bersekolah di Madrasah Aliya atau pesantren,” kata Ade dikutip Antara, Kamis, 18 Juli 2024.

Dan jabatan-jabatan yang kosong itu akan diisi oleh CPD berdasarkan hasil koordinasi forum kepala sekolah negeri dan swasta serta Cabang Pelayanan yang dilakukan secara transparan, lanjutnya.

Sementara itu, bagi sekolah yang berasal dari masing-masing CPD, kata Ade, pengawas dan dinas pendidikan daerah diminta mengikuti pedoman tersebut, begitu pula dengan pemeriksaan terhadap sekolah termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, wali kelas, dan sekolah dasar. operator. sekolah yang dicurigai melakukan kecurangan dalam praktik penipuan.

“Kalau pembatasan seperti ASN ada PP 94, tapi kalau laporannya tentang tindak pidana pasti diserahkan ke aparat kepolisian, karena KUHP mengatur tentang pemalsuan informasi dan sebagainya,” imbuh Ade. .

Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengaku khawatir dengan masa depan bangsa akibat penipuan kartu pelajar (CPD) pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahap kedua, tambahnya. . untuk hasil asli penipuan.

Bey menjelaskan, pada proses regionalisasi PPDB tahap pertama, Pemda Jabar menemukan dan menghapus 223 calon mahasiswa akibat manipulasi data kependudukan, sedangkan pada Tahap II ditemukan 54 calon mahasiswa yang mengubah nilai rapor dan kelulusan akhir. . dia juga dipanggil kembali.

“PPDB tahun ini kita ada keinginan yang tulus untuk menertibkan hukum, kita tidak bangga dengan hasil dan pembatalan yang ada, malah kita sedikit sedih, karena seharusnya jenjang pendidikan ini menjadi awal dari kebaikan, tapi dimulai dari kebaikan. curang. kata Bey di SMKN 1 Bandung.

Terkait hasil saat ini, Bey mengatakan Pemprov Jabar akan melaporkan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai alat evaluasi PPDB khususnya di tingkat SMA.

“Semuanya akan kami laporkan ke Kemendikbud soal penilaian PPDB tahun ini, khususnya di tingkat SMA. Kami berharap tahun depan lebih baik lagi,” kata Bey. (di antara)

Baca artikel edukasi ditphat.net menarik lainnya di tautan ini.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *