Bisnis AI Data Center Menggiurkan

Jakarta, ditphat.net – Bisnis data center kini semakin populer di kalangan perusahaan besar. Tingginya permintaan pasar terhadap infrastruktur penyimpanan dan pengelolaan data menjadi salah satu alasannya.

Dengan semakin meningkatnya adopsi kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan, perusahaan pusat data juga harus mampu memenuhi permintaan akan kapasitas yang lebih besar.

Pertumbuhan pusat data di Indonesia diperkirakan sebesar 23,5 persen per tahun, dengan pangsa pasar sebesar $618,6 juta pada tahun 2025, menurut Structure Research.

Sementara itu, pasar juga mencari infrastruktur pusat data kecerdasan buatan (AI data center).

Dibandingkan cloud computing, tren pertumbuhannya bisa 3-4 kali lipat, seperti yang terjadi di Sedenak Technology Park, Johor Bahru, Malaysia.

DCI Indonesia pun tak mau menyia-nyiakan potensi tersebut dengan alasan telah memiliki rancangan pengembangan pusat data kecerdasan buatan.

“Pusat data AI di Johor Bahru adalah pelanggan terbesar TikTok. Jadi masa depan bisnis ini menarik,” kata Presiden, Direktur dan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri di IndoTelko Forum.

Pemain pusat data lokal ini mengatakan kehadiran pusat data AI-nya akan dibatasi hanya sebagai situs kolokasi, bukan untuk menjual GPUaaS.

Otto menegaskan, dirinya menghindari penjualan layanan GPU agar tidak bersaing dengan pelanggan yang menyimpan data di perusahaan tersebut.

“Kami akan terus fokus pada colocation data center. Kami tidak ingin menawarkan GPUaaS berbasis cloud. Ini akan membuat kami bersaing dengan pelanggan,” tegasnya.

Sebagai informasi, GPUaaS merupakan solusi mesin yang dirancang khusus untuk membantu pelanggan memenuhi kebutuhan pemrosesan big data dan kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin, serta kualitas rendering video performa tinggi.

Dengan menolak ikut serta dalam penjualan layanan GPU, DCI Indonesia kemungkinan hanya akan menjadi tempat penyimpanan server dan data klien bagi pengguna AI.

Pelanggan hilir akan secara aktif mengeksplorasi GPUaaS di target pasar mereka. Pria berambut gondrong bernama Bill Gates dari Indonesia memberikan gambaran standar investasi data center di Indonesia.

“Standarnya adalah $8 juta per megawatt. Ini termasuk gedung, peralatan, listrik, dll., tidak termasuk server.”

Bukan itu saja. Otto mengaku sedang membangun data center berkapasitas 36MW di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

“Total (kapasitas data center) yang dimiliki DCI 83 MW. Cibitung akan kita tambah 36 MW. Mulai Januari 2025 mulai beroperasi,” jelasnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *