Bali, ditphat.net – Keterbatasan sumber belajar dan akses anak ke sekolah di masa pandemi COVID-19 mencetuskan ide untuk menciptakan ruang pendidikan yang memadukan lingkungan dan pendidikan. Selanjutnya didirikan kegiatan pendidikan bahasa dan literasi lingkungan (Kredibali) di Desa Pemuteran, Buleleng, Bali.
Inilah Jedi Andika Wiratia, mahasiswi yang sedang berjuang melanjutkan pendidikan magisternya. Namun, mengingat situasi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar di negaranya, ia menunda mengejar gelar master di Inggris.
Ada baiknya membantu anak mendapatkan kembali semangat belajarnya dan tidak hilang jika terjadi kecelakaan.
“Bermula saat saya kembali ke kampung halaman untuk mempersiapkan gelar master di Inggris, sekaligus saya melihat anak-anak desa Pemutera tidak bisa bersekolah, karena kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online,” ungkapnya. Gide Andika. Dikutip dari Channel YouTube Astra Sato Indonesia 2022, Senin 28 Oktober 2024.
Geddy Andika mulai melakukan penelitian dasar di kota Pemuteran pada masa pandemi COVID-19. Dikatakannya, kegiatan ini merupakan pengenalan terhadap program Kredipalli.
Sebuah program yang menggabungkan lingkungan dan pendidikan. Pada saat yang sama, memobilisasi pengetahuan dan minat terhadap pembangunan masyarakat dan kemanusiaan.
Berkat program yang dicanangkan Gedi Andika Wiratia, anak-anak Desa Pemuteran, Buleleng, mendapat pelajaran bahasa dengan menukarkan sampah plastik.
Kredibalik mengundang siswa SD dan SMP untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Program ini diluncurkan pada Mei 2020 di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali. Mereka mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang dari sampah di setiap rumah tangga.
Untuk mengumpulkan sampah plastik, Kredipalli bermitra dengan Plastic Exchange, sebuah organisasi nirlaba yang mengelola bank sampah. Nantinya, sampah plastik yang dikumpulkan siswa akan diganti dengan beras. Beras dibagikan setiap semester setelah tes bakat.
Berkat kegiatannya tersebut, ia meraih penghargaan Satu Indonesia Award ke-21 2021 untuk kategori khusus pejuang berdedikasi di masa pandemi COVID-19.
“Melalui inovasi dan aksi, kita menjadi kebanggaan bangsa”, kata Gide Andika.
Pendidikan sepulang sekolah berbasis lingkungan ini didukung oleh tokoh desa setempat. Pemerintah kota menyediakan ruang pertemuan sebagai fasilitas pendidikan.
Kreasi edukasi tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan kepada anak-anak, namun juga mendidik mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, juga tumbuh subur melalui kepekaan sosial Kridepalli dengan membantu masyarakat kurang mampu.
“Selain melibatkan anak-anak santri, kegiatan amal bertingkat ini juga menyentuh para orang tua,” kata Gedi Andika Wiratia.
Dalam kanal YouTube Jejak Literasi Bali, Gedi Andika Wiratja mengatakan, program pendidikan bukannya tanpa kendala. Dan ingat, banyak juga anak-anak yang rumahnya cukup jauh dari tempat pertemuan belajar mengajar.
Oleh karena itu, Gedi Andika harus menyisihkan waktu untuk menunggu anak-anak tersebut tiba di sekolah. Gide Andika juga mengatakan, kemampuan siswa yang berbeda satu sama lain tidak bisa disamakan saat mengajar.
“Jadi harus follow up untuk mengukur kemajuannya secara individu atau harus follow up setiap siswa sebelum dan sesudah program pendidikan Kredipalli,” kata Gedi Andika Wiratiga.
Program ini berhasil mendidik 150 siswa laki-laki dan perempuan dalam dua periode pendidikan, dan diikuti 75 siswa pada setiap periodenya. Siswa yang berpartisipasi dalam dua kelompok program Credibali memperoleh manfaat pendidikan terbesar.
Nandu Sastruan, salah satu mahasiswa peserta program Kredipalli mengaku semakin percaya diri dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
“Keuntungan mengikuti kelas ini adalah saya dapat dengan mudah mulai membaca, berbicara, dan menulis serta lebih percaya diri,” kata Nanduk di kanal YouTube Bali Literacy Trail.
Manfaat sosial lainnya dari program eco-education ini adalah membantu lansia miskin di Desa Pemuteran dengan mengganti sampah dengan beras.
Gede Andika Wirateja masih punya aspirasi melalui program Kredibali. Kredipalli berharap dengan menjadi sekolah nonformal di desa Pemuteran dapat meningkatkan kapasitas kognitif, softskill dan hardskill pada anak-anak kurang mampu.
Dalam perkembangannya, Kredipalli saat ini berada di tiga desa yaitu Desa Pemuteran Buleleng, Desa Bohu Gianyar, dan Desa Batur Kintamani di Kabupaten Bangli.