Banyuwangi, ditphat.net – Kebiasaan makan masyarakat Indonesia mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Hal ini disebabkan besarnya akses yang memudahkan untuk mendapatkan berbagai jenis pangan dari kota dan negara lain.
Misalnya, penggunaan media sosial dan platform serupa memungkinkan masyarakat Indonesia untuk mengeksplorasi berbagai jenis makanan dari negara lain. Pengetahuan tentang jenis makanan khas negara lain pun tidak luput dari perhatian hingga menjadi tren, seperti makanan asal Korea, Jepang, Italia, dan negara-negara Eropa. Scroll untuk detail selengkapnya, ayo masuk!
“Sekarang sudah terjadi perubahan pola makan. Akulturasi budaya terjadi karena kita dipengaruhi oleh banyak media. Sekarang berkat video dan lain-lain, kita bisa melihat produk-produk yang berbeda dari luar,” kata pegawai khusus Badan Pangan Nasional, Prof. . . Ikeu Tanziha, MS, baru-baru ini pada acara food riset bersama Danone 2024 di Srengenge Wetan Resto Banyuwangi, Jawa Timur.
Meski tren makanan luar negeri mungkin memberikan dampak positif bagi masyarakat, pola makan masyarakat Indonesia sendiri pun ikut berubah. Banyak orang yang beralih ke makanan yang sedang viral dibandingkan memilih makanan tradisional.
Padahal, Indonesia sendiri mempunyai banyak jenis makanan khas dari berbagai daerah yang tak kalah nikmatnya. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan generasi mendatang akan melupakan kekhasan masyarakatnya.
“Ternyata hal ini menyebabkan pola makan kita berubah. Sayang sekali kita melupakan pangan lokal. Kalau itu terjadi, negara akan kesusahan,” ujarnya.
Salah satu contoh makanan lokal yang mulai terlupakan adalah belalang goreng. Pada suatu waktu, serangga ini cukup populer di kalangan masyarakat sebagai sumber makanan dengan kandungan protein yang tinggi. Namun saat ini kebanyakan orang menganggap belalang adalah tren dari Thailand atau China yang terkenal dengan olahan makanan serangga atau extreme foodnya.
Oleh karena itu, bersama Jelaja Gizi, kami kembali menggali potensi lokal. Jadi produk yang dilupakan, misalnya belalang. Belalang di Kulon Progo, padahal belalang di Kulon Progo kalau digoreng renyah sama gurihnya dengan udang,” jelas Prof. . Ikea.
“Tapi sekarang sudah dilupakan, padahal sumber proteinnya tinggi,” lanjutnya.
FYI, belalang mengandung lebih banyak protein dibandingkan sumber hewani dan nabati lainnya. 100 gram belalang goreng setidaknya mengandung 14 gram protein. Selain itu, belalang juga mengandung sekitar 43 persen lemak, sekitar 13 persen serat pangan, mineral, vitamin, asam folat, dan asam lemak.