Bakrie Center Foundation Kembali Gelar Konferensi Nasional Campus Leaders Program batch 9

Jakarta, ditphat.net – Yayasan Bakrie Center kembali menyelenggarakan konferensi nasional dalam kelompok kegiatan Campus Leader Program ke-9 dengan topik Keterlibatan Aktif Pemuda dalam Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari, 17-18 Desember 2024 secara hybrid. Campus Leader Program Program magang angkatan 9 yang melibatkan 320 mahasiswa bekerjasama dengan 17 lembaga sosial mitra BCF di 13 provinsi.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan skema kolaborasi hexa helix yaitu pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan lembaga sosial yang mewakili masyarakat. Konferensi nasional merupakan ajang sosialisasi hasil magang MSIB, magang mandiri, dan magang yang disajikan dalam bentuk prosiding (artikel ilmiah). Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Proses ini merupakan hasil latihan yang ditulis oleh siswa dengan bantuan pembimbing dan konselor sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Direktur Yayasan Bakrie Center Jimmy Gani menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam mencapai SDGs, khususnya melalui pendekatan Hexa Helix yang mencakup enam elemen kunci yaitu pemerintah, akademisi, pengusaha, masyarakat, media, dan mahasiswa.

“Kami berharap dengan memfasilitasi kolaborasi, program yang melibatkan 17 lembaga mitra di 13 provinsi ini dapat mendukung percepatan pencapaian SDGs, salah satunya di bidang kesehatan yang fokus pada pemberantasan tuberkulosis. Sebagai katalisator, BCF menyelenggarakan konferensi nasional untuk mendorong partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, termasuk peran sentral mahasiswa. “Mudah-mudahan prestasi ini bisa menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan,” ujarnya.

Penyakit menular tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit yang diperjuangkan hingga saat ini. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia dengan perkiraan 969 ribu kasus. Tuberkulosis tidak hanya menyerang kesehatan, namun juga berdampak pada kondisi ekonomi, sosial, dan psikologis penderitanya. 

Dalam pelaksanaan Campus Leadership Program, TB Rangers (trainee) berperan penting sebagai inovator, sehingga lembaga mitra BCF dapat lebih banyak melakukan kegiatan sebagai wadah implementasi ilmu dan pengalaman.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Dr. Yudhi Pramono, MARS, Plt. menekankan pentingnya hubungan lintas sektoral, termasuk melibatkan generasi muda sebagai agen perubahan dalam menyebarkan informasi yang benar tentang penyakit TBC dan mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan pengobatannya. Dalam pidatonya, ia menekankan tujuan ambisius pemerintah untuk mengurangi penyebaran TBC di Indonesia.

“Tahun depan pemerintah menargetkan 1 juta orang bisa diskrining TBC, kini sudah terdeteksi 721 ribu kasus. Pencapaian tujuan tersebut memerlukan dukungan berbagai pihak, termasuk masukan dari mahasiswa. Dengan memperkuat kolaborasi antarsektor, kami optimis dapat menurunkan angka kejadian TBC hingga 85 persen. “Kami mengapresiasi peran BCF yang telah menunjukkan kontribusi nyata dalam program pemberantasan TBC melalui pendekatan Hexa Helix,” kata Yudhi.

Pemaparan prosiding menjadi puncak konferensi National Campus Leadership Program ke-9. Masing-masing lembaga mitra BCF di CLP 9 mempresentasikan prosesnya yang diwakili oleh mahasiswa, pembimbing, dan dosen pembimbing. Hasil dari proses tersebut juga ditinjau dan dinilai oleh dosen yang menjadi juri. Dewan juri juga memilih salah satu karya kompetisi terbaik yang diraih oleh Yayasan Terus Berjuang (Terjang) Jawa Barat dengan total skor 90,96. Karya ini merupakan antologi terbaik dari 17 antologi yang diciptakan.

Selain pemaparan prosiding, BCF juga menyerahkan prosiding peserta Program Kepemimpinan Kampus Kelas 8 (semester lalu) yang lolos proses pengujian secara menyeluruh kepada perwakilan Kemendikbud dan Kajian Mandiri Iptek. dan Magang Bersertifikat. (MSIB), Swasti Paramita dan Direktur Program Humas Nasional Konsorsium Penabulu STPI, Betty Nababan. Kami berharap prosiding konferensi nasional ini dapat menjadi bahan referensi penting bagi para pengambil kebijakan dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia.

“Pemerintah memerlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, dalam menciptakan dampak yang nyata dan berkelanjutan,” jelas Direktur Pendidikan Tinggi dan Iptek Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Andri Mardiah, Ph.D.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *