Jakarta, ditphat.net – Ketenagalistrikan di Indonesia semakin berkembang karena banyak produsen yang memperkenalkan mobil, mobil, dan sepeda motor listrik.
Sepeda motor listrik menjadi fokus karena dianggap sebagai contoh kendaraan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat umum.
Saat ini, sebagian besar sepeda motor sangat terjangkau. Hal ini disebabkan adanya subsidi dari pemerintah Indonesia.
Association of Electric Mobility Ecosystems (AEML) melihat Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan pasar sepeda listrik.
Rian Ernest, Sekretaris Jenderal Association of Electric Mobility Ecosystems (AEML) mengatakan peluang ini bisa terjadi jika sepeda motor listrik dijadikan sebagai produk murah (peluang bisnis yang mudah dijangkau dan digunakan dengan cepat.
“Kalau bicara peluang Indonesia menjadi pemain kendaraan listrik, kemungkinan yang paling rendah kemungkinannya ada di roda dua,” ujarnya seperti dikutip ditphat.net di Jakarta.
Meski demikian, diakui Rian, belum banyak masyarakat yang menggunakan sepeda motor listrik seperti bensin.
Saat ini ada 120 juta sepeda motor yang menggunakan bahan bakar bensin di Indonesia. Saat ini pengguna sepeda motor listrik hanya 100 ribu atau 0,1 persen dari seluruh jenis sepeda motor, kata Rian.
Melihat situasi tersebut, kata Rian, Indonesia juga berpotensi mengembangkan pasar sepeda motor listrik yang besar, bahkan untuk riding di dalam negeri.
“Kita sudah bertahun-tahun bersepeda di Indonesia. Bagaimana mungkin kita tidak membuat sepeda motor listrik (di tingkat nasional). Dari situlah lahir (jenis sepeda motor seperti) Gesits, lahirlah Alva, lahirlah Electrum,” katanya.
Lebih lanjut, AEML menyampaikan bahwa pengembangan ekosistem EV di Indonesia merupakan permainan jangka panjang.
Oleh karena itu, diperlukan kontribusi yang besar dari Pemerintah untuk memudahkan pekerjaan anggota kelompok, seperti memberikan insentif dan lain-lain, ujarnya.