Jakarta, ditphat.net – Anjasmara dan Dian Nitami merupakan salah satu pasangan pecinta kucing paling terkenal di Indonesia. Pasangan ini diketahui memiliki puluhan kucing di rumahnya. Bahkan, belum lama ini ia mengadakan kompetisi pencarian kucing rasnya yang hilang senilai Rp 42 juta.
Selain itu, Anjasmara juga menjadi sorotan karena aksi heroiknya membantu kucing-kucing di jalanan. Fakta bahwa ia memiliki beberapa kucing di rumah rupanya mempengaruhi kesehatan istrinya, Dian Nitami. Dian dikabarkan terjangkit virus toksoplasma beberapa tahun lalu sehingga membuatnya sulit memiliki anak.
Anjasmara angkat bicara soal itu. Ia mengatakan istrinya tidak pernah tertular virus toksoplasma. Wanita tersebut bahkan sempat memeriksakan diri ke dokter dan dilaporkan tubuhnya bebas virus toksoplasma.
“Tidak pernah benar-benar kebal. “Cek Toxco ada apa nggak, nggak ada,” ucapnya saat menjadi bintang tamu podcast Maia Estianty, seperti dilansir dari tayangan YouTube Maia Estianty, Al El dan Dul.
Anjasmara sendiri mengungkapkan bahwa dirinya tidak dikaruniai anak di awal pernikahannya karena tidak mendapat amanah dari Sang Pencipta. Pemeran Cecep itu membantah butuh waktu lama untuk memiliki anak karena istrinya terjangkit virus toksoplasma.
“Saat kami menikah, kami melahirkan bayinya agak terlambat karena kami melahirkannya perlahan dan tidak asal-asalan,” jelasnya.
Sebagai informasi, Anjasmara dan Dian Nitami menikah pada tahun 1999. Keduanya baru dikaruniai anak pada tahun 2003. Diketahui, Dian tengah hamil dan melahirkan anak pertamanya pada tahun 2003 yang diberi nama Sasikirana Zahrani Asmara. Tiga tahun kemudian, wanita keturunan Jepang ini melahirkan anak keduanya yang diberi nama Arka Setya Andipa.
Sekadar informasi, banyak hewan seperti burung, ikan, kucing, kelinci, anjing, kambing, dan babi, serta spesies mamalia lainnya yang dapat menjadi pembawa parasit Toxoplasma gondi. Kotoran kucing dapat mengandung parasit penyebab infeksi yang disebut Toksoplasma. Parasit Toxoplasma sendiri menular melalui kotoran kucing.
Menurut laman Yankes Departemen Kesehatan, kucing yang bebas bergerak di dalam dan luar ruangan serta berinteraksi dengan lingkungan luar, seperti pekarangan, tanah, atau rumput, berisiko lebih tinggi tertular ookista dari lingkungan atau melalui konsumsi. Memberi makan dengan infeksi toksoplasmosis hewan lain yang mengandung kista toksoplasma di jaringannya. Begitu pula dengan kucing yang dilepasliarkan di dalam ruangan dan bebas berburu serta memakan tikus. Jika tikus memiliki kista di jaringan tubuhnya, kucing yang memakan tikus tersebut bisa terkena toksoplasmosis.