JAKARTA – Chef de Mission (CdM) Indonesia Olimpiade Paris 2024 Anindya Bakri yakin bulu tangkis bisa mengulang atau melampaui prestasi Olimpiade Barcelona 1992.
32 tahun lalu, Susi Sushanthi dan Alan Budikusuma berhasil meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.
Susi Sushanthi meraih medali emas melawan Bang Soo-Hyun dari Korea Selatan 5-11, 11-5, 11-3. Di sisi lain, Allan Budikusuma mengalahkan wakil Indonesia Ardi B. dengan hasil 15-12 dan 18-13. Dia mengalahkan Viranatha dan memenangkan medali emas.
“Tantangan kita adalah apa yang terjadi pada tahun 1992 ketika kita meraih 2 medali emas di cabang olahraga bulutangkis, kita berharap bisa meraih lebih banyak lagi di tahun ini,” kata Anindya dalam acara OneOnOne tvOne pada Jumat, 12 Juli 2024 malam.
Namun Anindya mengatakan meraih lebih dari 2 medali emas bukanlah hal yang kecil. China dan Jepang juga kuat di bulutangkis dan kerap memberikan masalah bagi Indonesia.
Meski demikian, ia berharap kesembilan wakil Indonesia tersebut merupakan atlet bulutangkis terbaik yang siap tampil mengejutkan di Olimpiade Paris 2024.
Kejutan itu diraih Gracia Poli dan Apriani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020, di mana keduanya menjadi tim ganda putri Indonesia pertama yang meraih emas di Olimpiade. Tak hanya itu, prestasi ini juga berhasil menjaga tradisi perebutan medali emas cabang olahraga bulutangkis.
Gracia/Apriani mengalahkan unggulan kedua China Chen Qing Chen/Xia Yi Fan 21-19, 21-15 untuk merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Terakhir Apriani dan Gracia, mereka tidak menempati peringkat pertama dan kedua, namun berhasil meraih emas di Olimpiade Tokyo 2020, ujarnya.
“Ini saatnya membuktikan bahwa kami bisa menang. Saya melihat kecintaannya terhadap bulutangkis sangat luar biasa. Mereka benar-benar ingin menjadi yang terbaik di dunia. “Jadi jangan bertanding, mau menang,” pungkas Anindya.