Jakarta, ditphat.net – Presiden Prabowo Subianto kembali memangkas anggaran makan siang gratis menjadi Rp 10.000 per porsi. Kekhawatiran pun muncul di kalangan masyarakat karena jumlahnya berkurang dari awal Rp 15 ribu. Dengan budget yang sangat terbatas, banyak orang yang memikirkan kandungan nutrisi pada makanan.
Pada dasarnya makanan bergizi harus mengandung berbagai komponen seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral. Sedangkan untuk porsinya, setiap orang mempunyai kemungkinan untuk mengonsumsi porsi makanan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan Fill My Plate sebagai panduan pola makan gizi seimbang.
Menurut Wihda Liuswatin Alfafa, ahli gizi RS Nahdlatul Ulama Jombang, makanan bergizi tidak harus mahal. Ada banyak variasi sumber makanan yang bisa digunakan untuk memperoleh sajian makanan sehat.
“Menyiapkan makanan sehat dan bergizi tidak harus mahal, bisa menggunakan bahan-bahan makanan yang ada di sekitar Anda,” kata ahli gizi Wihda Liuswatin Alfafa, S.Gz, saat dihubungi ditphat.net pada Selasa, 3 Desember 2024.
Misalnya nasi sebagai sumber karbohidrat bisa diganti dengan kentang, ubi, mie atau singkong. Oleh karena itu, protein hewani seperti daging merah yang harganya cukup mahal bisa diganti dengan daging ayam, telur, atau ikan. Ada juga pilihan protein nabati seperti tahu dan tempe yang jauh lebih murah. Sedangkan untuk serat dan vitamin, banyak jenis sayuran yang dijual dengan harga diskon.
“Makanan bergizi bisa didapatkan dengan budget Rp 10 ribu, bahkan di warung pun ada yang menawarkan menu lengkap dengan harga terjangkau. Umumnya makanan itu mahal karena protein hewaninya harus ayam atau daging, meski bisa juga. diperoleh dari telur atau ikan yang harganya lebih terjangkau. “Misalnya di warung makan bisa membeli nasi campur telur, tempe goreng, dan sayur goreng, itu sudah merupakan menu yang bergizi seimbang,” jelasnya.
Menurut ahli gizi tersebut, bujet 10.000 euro per porsi untuk makan siang gratis yang ditawarkan Prabowo Subianto bukan hal yang mustahil. Salah satu cara untuk menekan anggaran adalah dengan memasak dalam porsi besar sekaligus. Dengan begitu, jumlah pangan yang dibagikan bisa lebih sedikit, bahkan Rp 10.000 saja sudah cukup.
“Kalau saya pribadi, menganggarkan 10.000 rupee itu agak sulit, tapi kalau masak dalam jumlah banyak sudah cukup. Seperti mengatur makan di rumah sakit. Biaya sekali makan sebenarnya tidak mencapai 10.000 rupee, tapi bisa dengan a lengkap,” jelasnya.