Aksi Heroik Kopassus Lumpuhkan Pembajak Pesawat Garuda, Cuma Butuh 2 Menit 49 Detik

ditphat.net, Jakarta – Mantan Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopasusu) Inf (Purun) Letjen. Kolonel Untung Soeroso bercerita tentang keterlibatannya dalam penyanderaan pesawat Garuda DC-9 Woira Indonesia.

Penerbangan Garuda Indonesia GA 206 dibajak di udara saat terbang dari Jakarta menuju Medan pada pukul 10.10 WIB tanggal 28 Maret 1981.

Soeroso yang kala itu berpangkat kolonel di Markas Besar Pasukan Sandy Yehuda (Kopassanda) akan segera bergabung dengan Jenderal TNI (purn) Leonardus Benjamin Mordani atau Benny Mordani sebagai Kepala Pusat Informasi Strategis I yang ditugaskan. lakukan itu. .

Menurut Benny Moerdani, Soeroso dan timnya memiliki rompi antipeluru, pistol peredam suara, dan kaca mata hitam. Soeroso kemudian diperintahkan ke Bandara Internasional Kemayoran Jakarta Pusat untuk melihat wajah asli pesawat DC-9 tersebut.

Di sana mereka disuruh mempelajari kunci rahasia untuk membuka pintu depan, pintu sayap, dan pintu belakang. Lalu kami kembali ke Cijantun, kata Soeroso. Hal itu dilihat pada Kamis, 12 Desember 2024 melalui YouTube Puspen TNI. .

Dalam perjalanan menuju Cijanthung, Soeroso dan rombongan langsung dialihkan ke Bandara Internasional Halim Perdanakusuma dan diarahkan ke Bangkok. Soeroso mengatakan, mereka berangkat menuju Bangkok, Thailand sekitar pukul 22.00 WIB pada Senin 30 Maret 1981.

Sesampainya di Bangkok, Soeroso dan timnya langsung mendapat perintah dari Letkol Infantri. Kolonel Sinthong Pandjaitan, pimpinan Parakomando Grup-1. Namun, Sinton mengatakan misi penyelamatan DC-9 dibatalkan.

Para prajurit yang menerima perintah dari Shinton tertidur. Namun, satu jam kemudian mereka bangun kembali untuk bersiap. Soeroso mengatakan Sinton melakukan itu agar para prajurit bisa tidur nyenyak.

Pada hari Selasa, 31 Maret 1981, sekitar pukul 13.00, Soeroso berangkat ke Bandara Don Mueang di Bangkok, Thailand. Di sana ia bertemu dan mendapat bimbingan dari Benny Mordani.

“Ketika kami tiba di suatu tempat, Tuan. Benny Mordani mendatangi kami. Dia berkata, “Soe, kali ini kami sudah merencanakannya untuk Anda, jika Anda belum berhasil, kami tidak bisa berkata apa-apa.”

Artinya, penyerangan dimulai dan total tujuh prajurit, termasuk Soeroso, terlibat langsung dalam misi penyelamatan sandera pesawat Garuda DC-9.

“Untuk saya dan tujuh orang, dua pintu depan terbuka untuk pilot, pintu sayap ke tengah, dan pintu belakang ke dalam. Saya sebagai komandan berdiri di samping pintu depan,” ujarnya.

Misi pembebasan para sandera berlangsung singkat, dan pasukan khusus berhasil menembak semua penculik. “Saya menggunakan stopwatch saat penyergapan dan itu adalah 2 menit 49 detik dari saat serangan diberi isyarat hingga selesai,” katanya.

Pak Soeroso kemudian meminta penumpang turun dari mobil. Namun seorang penumpang asing asal Amerika berteriak dan menunjuk ke arah pembajak yang telah menyusup ke jalur tersebut. Soeroso menembak kaki penculiknya agar tidak mati. Namun, penculiknya meninggal karena kehabisan darah.

Dalam misi tersebut, pelaku bom bunuh diri Ahmad Kiran dan pilot Kapten Herman Chain dinyatakan tewas.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *