Jakarta, ditphat.net – Indonesia telah mengakhiri subsidi sepeda motor listrik hingga tahun 2024 karena minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan.
Melihat hal tersebut, Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (Aismoli) berharap pemerintah segera memberikan kejelasan terkait persoalan subsidi.
Sebab, sesuai Perpres 55 Tahun 2019, keputusan percepatan program kendaraan listrik berbasis baterai, industri kendaraan listrik mendapat insentif finansial dan non finansial.
“Mudah-mudahan subsidi tetap berjalan. Apapun yang dikatakan, baik subsidi maupun kompensasi, kita harapkan berhasil. Ini harusnya mendorong industri kendaraan listrik dari Perpres Nomor 55 Tahun 2019. Finansial dan non finansial,” ujarnya. . CEO Aismoli Budi Setiadi dikutip ditphat.net di Jakarta Timur.
Jika subsidi sepeda motor listrik berakhir pada 2025, Budi berharap pemerintah bisa memperpanjang aturan insentif tersebut.
“Kami memaparkan proyek white paper, yang kami usulkan untuk mendukung pemerintah tahun depan. Sudah waktunya. Jika memungkinkan, tidak hanya satu tahun, tapi setidaknya jangka panjang. Ada sejumlah kepercayaan dari waktu ke waktu. industri otomotif harus bersiap,” katanya.
Ditambahkannya: “Kalau hanya satu tahun, tahun depan tiba-tiba berhenti, akan ada perubahan lagi, jadi industri berharap banyak dari kepercayaan ini. Jadi kita berharap untuk pertama kalinya cukup lama, idealnya 5 bertahun-tahun.”
Setelah itu, Budi berharap besaran subsidi motor listrik tidak jauh dari angka 2023-2024.
Penerbitan interim berikutnya tidak jauh dari tahun 2023 hingga 2024, sekitar Rp 7 juta.
Terkait klaim tersebut, Budi mengatakan sistem pendukung yang diterapkan selama ini sudah sangat baik. Namun ada perubahan yang harus dilakukan.
“Persyaratannya sebenarnya bagus, tapi yang terpenting adalah gambarnya, karena kebanyakan masyarakat yang mendapat insentif motor listrik tidak mau difoto saat menyerahkan suku cadangnya.”