Surabaya, ditphat.net – PT Toyota-Astra Motor (TAM) merespons kebijakan perpajakan baru yang akan diterapkan pemerintah, yakni Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Opsen yang dipungut pemerintah daerah pada segmen kendaraan niaga.
Sedangkan PPN akan naik menjadi 12% dan diterapkan pada 1 Januari 2025.
Sedangkan pajak opsen merupakan pungutan pajak tambahan menurut persentase tertentu, berdasarkan undang-undang no. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD).
Setelah itu, pemerintah kabupaten atau kota akan memungut opsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sedangkan Pemprov dapat memungut pungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM, mengatakan ada dua faktor utama yang mendorong penjualan kendaraan niaga: pajak dan pembangunan ekonomi.
“Sebenarnya kalau soal kendaraan niaga, menurut saya ada dua faktornya. Yang pertama pajak. Tapi yang satu juga perkembangan perekonomian itu sendiri,” ujarnya kepada ditphat.net di Surabaya, Jawa Timur.
Antón juga menjelaskan, musim politik 2024 akan memberikan sedikit tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, ia optimistis pada tahun depan, dengan berakhirnya berbagai agenda politik, perekonomian akan kembali tumbuh. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan penjualan kendaraan niaga.
“Tahun ini benar-benar tahun politik. Lalu ada pemilu presiden bersama DPR, lalu ada pemilu otonom. Tahun depan kalau melihat sejarah tahun 2019, 2014 biasanya pasar akan tumbuh atau bahkan ekonomi akan tumbuh. tumbuh karena pemerintah akan maju lebih cepat dan harapannya “Pada tahun 2025 tidak ada lagi peristiwa politik yang mengganggu perekonomian,” jelas Antón.
Dia menambahkan: “Jadi kami berharap perekonomian membaik. Ya, pasar aman, ya, kami berharap terus tumbuh. Tentu saja, kendaraan komersial akan meningkat.”
Ia pun mencontohkan berbagai daerah di Indonesia yang pertumbuhan penjualan kendaraan niaganya berbeda-beda.
“Saya kasih contoh di Bali. Di Bali tahun ini unik sekali. Rata-rata daerahnya menurun. Ada dua tiga daerah yang masih tumbuh, salah satunya Bali. Bali, lalu Sulawesi, khususnya di kawasan IKN maka dari itu di Sulawesi jumlah mobil niaga semakin meningkat.
Di Bali, lanjut Anton, kendaraan niaga semakin meningkat sehingga keinginan terhadap mobil niaga seperti pick up, truk dan lainnya juga semakin meningkat.
“Jadi harapan kami perbaikan keekonomian ini juga bisa menjadi dorongan yang baik bagi Toyota Hilux Rangga, dimana tujuan kami tidak ambisius karena kami pemain baru setelah sekian lama pikap Kijang menghilang,” tutupnya. .