Ada Kaitan antara Aktivitas Seksual dan Ritual Agama Era Mesir Kuno

ditphat.net Tekno – Prostitusi dianggap sebagai profesi tertua di dunia dan sudah ada bahkan di Mesir kuno.

Namun untuk memahami prostitusi pada masa itu, kita perlu melihatnya dari sudut pandang sosial, agama, dan hukum yang berbeda dengan pandangan masa kini mengenai prostitusi. Berbicara di depan umum

Di Mesir kuno, prostitusi tidak dianggap seburuk atau memalukan seperti di kebudayaan lain. Orang Mesir memandang seks sebagai bagian alami dari kehidupan, yang tercermin dalam cerita, doa, dan aktivitas sehari-hari. Ia hidup sebagai pelacur, namun masyarakat memiliki karakteristik dan sikap yang berbeda terhadapnya.

Perempuan di Mesir kuno mempunyai hak yang luas, seperti memiliki harta benda, meminta cerai, dan menjalankan bisnis sendiri. Mungkin beberapa pelacur mampu mengatur kehidupan mereka dengan cara yang tidak lazim dalam banyak adat istiadat kuno lainnya.

Agama mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat Mesir kuno dan pandangan mereka terhadap seksualitas. Misalnya, dalam pemujaan dewi Isis, hubungan seksual adalah bagian dari praktik keagamaan mereka, menurut The Archaeologist. Beberapa pendeta melakukan apa yang disebut ‘seks suci’, bukan untuk tujuan komersial, namun sebagai misi spiritual yang diyakini menyatukan Tuhan dan dunia.

Selain itu, beberapa festival, seperti festival Hathor, menyertakan acara yang merayakan kesuburan dan seksualitas. Meskipun dapat dilihat sebagai bentuk prostitusi ritual, praktik ini terjadi dalam konteks agama yang berbeda dengan prostitusi komersial.

Aspek hukum dan ekonomi

Hanya ada sedikit bukti seksualitas di Mesir kuno. Berbeda dengan Mesopotamia yang memiliki buku hukum, literatur Mesir tidak memberikan bukti yang jelas mengenai hukum pekerja perempuan. Namun banyak referensi dalam literatur dan literatur medis yang menunjukkan bahwa seksualitas dikenal dan dipraktikkan.

Secara ekonomi, beberapa perempuan mungkin aktif secara seksual atas dasar sukarela. Pekerjaan ini bisa menjadi kehidupan tanpa peluang ekonomi. Dalam konteks ini, prostitusi merupakan bagian dari pasar tenaga kerja, meskipun hal ini dikutuk atau dibenci, seperti di masyarakat kuno lainnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *