Jakarta, ditphat.net – Ada momen unik sekaligus haru saat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan pidato pertamanya pada upacara Sertijab Kemendikbudristek Senin lalu, 21 Oktober 2024.
Yakni saat Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mu’ti mengucapkan terima kasih kepada ibunya (Foto) yang turut hadir. Menurut Mu’ti, ibunya adalah sosok yang menjadikannya seperti sekarang ini.
“Beliau adalah contoh bagaimana seorang ibu, dengan segala kesederhanaannya namun dengan kasih sayang yang dimilikinya, dapat mengantarkan anaknya menuju posisi yang diimpikannya,” kata Muti dengan suaranya yang bergetar sambil menahan tangis.
Sekjen PP Muhammadiyah pun mengatakan, ia biasa memanggil ibunya Emak. Mukti mengatakan itu adalah nama keluarga seorang ibu di desanya.
“Saya biasanya menelpon ibu saya karena saya dari desa, saya biasa menelpon ibu. “Bu, terima kasih, ini akan menjadi kantorku selanjutnya,” ucapnya.
Abdul Muti juga berharap seluruh keluarga besar yang mengenyam pendidikan dasar dan menengah dapat mendukungnya dan bersinergi dengannya. Sebab, kementerian strategis dalam membangun kualitas sumber daya manusia.
“Dalam pembukaannya, secara khusus Pak Prabovo berpesan kepada saya untuk benar-benar mengembangkan mutu pendidikan dan mutu sumber daya manusia. Dan saya bercanda dengannya, menurut saya nama Kabinet Merah Putih sangat tepat untuk Kementerian Pendidikan Dasar, karena merah putih selain menjadi warna bendera indonesia juga menjadi seragam anak sekolah dasar. , “candanya. jadilah Muti.
Hobi sayur yang jelas
Abdul Muti lahir di Kudus, Jawa Tengah 56 tahun lalu. Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara yang dibesarkan oleh neneknya sejak kecil. Sang ibu teringat Muti kecil sangat menyukai sayur bening dan kepala ayam, makanan kesukaannya sejak lama.
“Kalau saya pulang, masakan saya selalu enak. Tapi sekarang saya tidak bisa masak lagi,” ujarnya.
Kartina mengaku bangga sekaligus khawatir dengan diangkatnya putranya menjadi menteri. Baginya, amanah tersebut merupakan tanggung jawab yang besar.
Meski demikian, Kartina mengetahui bahwa putranya adalah sosok yang mencintai dunia pendidikan. Oleh karena itu, setelah mendapat gelar sarjana (S1) pada tahun 1991, ia mencoba melanjutkan studinya. Sedangkan Mutti akhirnya mampu menyelesaikan studi masternya di Flinders University Australia Selatan pada tahun 1998.
Sekembalinya ke Indonesia, Abdul Muti melanjutkan studinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar PhD (S3) mampu ia peroleh pada tahun 2008. Hingga menjadi guru besar di kampus UIN Jakarta.
Abdul Muti saat ini menjabat sebagai guru besar pada Program Penelitian Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai dosen, beliau mengajarkan pentingnya nilai-nilai pendidikan Islam yang moderat dan inklusif. Dengan pengalaman akademis yang luas, beliau berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sebagai akademisi, Abdul Muti banyak menerbitkan karya-karya yang mengangkat isu toleransi dan pluralisme. Abdul Mu’ti aktif di PP Muhammadiyah sejak tahun 2000. Jabatan pertama adalah sebagai Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah periode 2000-2002. Ia kemudian menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah pada tahun 2002 hingga 2006.
Selain itu, Abdul Mu’ti menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah pada tahun 2005 hingga 2010. Dalam menunaikan amanah tersebut, beliau turut berkontribusi dalam pengembangan pendidikan di Muhammadiyah.
Kiprah Abdul Mutti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjabat sebagai Kepala Badan Akreditasi Nasional Madrasah (BAN-SM) dan Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).