Stop Pungli Seragam Sekolah! Ombudsman Ingatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

LIVE – Ombudsman meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Maluku Utara (Malut) menertibkan secara tegas pelanggaran administratif, khususnya pada retribusi dan penjualan seragam sekolah bagi siswa pasca Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

“Kami terus melakukan pemantauan terhadap sekolah-sekolah yang berupaya melakukan pembayaran retribusi, khususnya penerimaan siswa baru melalui penjualan seragam. Hal ini terjadi di banyak sekolah,” kata Ketua Ombudsman M. Najih dikutip Antara, Senin 8 Juli 2024.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan pengawasan terhadap setiap sekolah yang sengaja menjual seragam siswanya, karena ini merupakan jenis pungutan liar yang tidak bisa ditolerir.

Ombudsman meminta Disdikbud Malut menindak sekolah-sekolah yang terlibat dalam aksi tersebut. Temuan Ombudsman Maluku Utara salah satunya adalah biaya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA 1 Halmahera Tengah.

Niat pemerintah menerima peserta didik baru melalui pendaftaran online adalah untuk memastikan proses ini bebas dari konflik dan bias.

“Dilarang menerima segala biaya penerimaan mahasiswa baru, baik berupa uang maupun sumbangan dari masyarakat,” ujarnya.

Atas temuan Ombudsman RI Malut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut berjanji akan memanggil kepala sekolah SMA 1 Halteng untuk menanyakan informasi biaya perabot dan seragam bagi yang datang menjadi siswa baru.

Najih juga mengatakan, setiap sekolah memiliki dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dapat digunakan jika mengalami kendala dengan keterbatasan sumber daya. Kepala sekolah bisa mengirimkan surat langsung ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan jika membutuhkan bantuan.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Maluku Utara bertujuan untuk memanfaatkan ruang hijau dalam pelayanan publik, khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik bagi masyarakat Maluku Utara.

Penjabat Gubernur Malut Samsuddin Abdul Kadir mengatakan, pihaknya akan terus berupaya sebaik-baiknya demi kesejahteraan masyarakat, namun upaya tersebut tetap akan diawasi oleh lembaga yang berwenang, Ombudsman. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana terpenuhinya standar kepuasan masyarakat terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Selain itu, Samsuddin juga berharap Ombudsman dapat memberikan saran kepada pemerintah untuk meningkatkan dan memperkuat pelayanan publik. “Pemerintah Provinsi Maluku Utara masih berada di zona kuning (kelompok wilayah tengah), dan kita masih berjuang untuk mencapai wilayah hijau atau tinggi,” ujarnya.

Baca artikel menarik lainnya seputar kajian ditphat.net di tautan ini.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *