Tandanya Mirip, Ini yang Membedakan Batuk TBC dan Pneumonia

Jakarta, ditphat.net – Pneumonia merupakan penyakit menular yang terjadi pada jaringan paru-paru. Gejala khas seperti batuk dan demam sering disalahartikan sebagai gejala tuberkulosis (TBC) sehingga menyesatkan masyarakat. Meski pneumonia dan tuberkulosis sama-sama merupakan penyakit yang menyerang paru-paru, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan baik dari segi penyebab, gejala, penularan, diagnosis, hingga pengobatannya.

Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri (Streptococcus pneumoniae), virus, atau jamur. Infeksinya akut dan berkembang dengan cepat. Sedangkan tuberkulosis disebabkan oleh bakteri tertentu, Mycobacterium tuberkulosis, yang tumbuh lebih lambat dan menyebabkan infeksi jangka panjang.

“Padahal apapun itu, pasti mirip dengan pneumonia atau penyakit pernafasan lainnya. Seperti batuk rejan atau batuk kering, bisa juga menyebabkan sesak nafas. Tapi kalau pneumonia, gejalanya biasanya ‘pasien tidak nyaman dan berobat ke rumah sakit.’ segera dokter,'” – kata Pondok. Dr Desilia Atikawati, SP, Puri Indah, dalam wawancara eksklusif media online pada Senin 25 November 2024.

Meskipun pneumonia menunjukkan penyebaran yang cepat, tuberkulosis terjadi secara lambat dan jarang terlihat. Penderita TBC biasanya awalnya mengalami batuk ringan sebelum memburuk.

Namun, batuk yang tidak kunjung membaik dalam waktu 2 minggu harus dianggap sebagai tanda TBC. “Bisa saja batuk pilek ringan biasa, tapi kalau batuknya lebih dari 2 minggu, sebaiknya kita di Indonesia dites kemungkinan terkena TBC,” ujarnya.

Batuk pada penderita pneumonia juga berbeda dengan gejala TBC. Pneumonia biasanya menyebabkan batuk yang lebih parah, sehingga menghasilkan dahak dan darah. Demam sering terjadi pada malam hari, menyebabkan korban kehilangan nafsu makan dan berat badan mulai turun.

Sedangkan batuk akibat TBC lebih ringan namun berlangsung lebih lama dibandingkan pneumonia.

“Biasanya (pneumonia) ada batuk berdahak, kadang berdarah, biasanya kalau malam demam, berat badan turun dan nafsu makan.

Ia menambahkan: “Jika seorang pasien memiliki gambaran penyakitnya (tuberkulosis) tetapi tidak kunjung sembuh dan membutuhkan waktu lama untuk pulih, pertimbangkan kemungkinan tuberkulosis.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *