Jakarta, ditphat.net – Status Anggota Komisi X DPR RI Anita Jacoba Gah terpampang. Hal ini terjadi setelah masyarakat mengkritik program kewarganegaraan yang dilaksanakan PSSI.
Anita yakin Kevin Diks akan menjadi warga terakhir yang membela timnas Indonesia. Ia yakin PSSI dan Kemenpora akan menjaga kesehatan atlet Tanah Air.
“Di Kemenpora dan PSSI, kami berharap sebagai wakil seluruh masyarakat Indonesia, kami berharap ini (kewarganegaraan Kevin Diks) menjadi yang terakhir,” kata Anita, Selasa, November. 5 Agustus 2024.
Perwakilan Partai Demokrat ini menyayangkan mengapa pemerintah terus mendatangkan pemain asing, padahal banyak pemain sepak bola hebat di Indonesia.
“Kami bukan pemain miskin, mereka bilang kami miskin, pemain kami banyak. Mengapa kami harus mengeluarkan mereka?”.
Konon, ini bukan kali pertama Anita mencuri ide. Ia pertama kali go public karena menegur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Anita Jacoba Gah mengungkapkan ketidaksenangannya dalam pertemuan dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim, serta pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Anita menyayangkan usulan DPR yang tidak diterima dengan baik.
Telah diketahui bahwa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek di Indonesia terdapat anggaran sebesar 15 triliun. Ini merupakan permasalahan yang sangat serius, karena defisit anggaran berdampak besar terhadap program pendidikan dan kebudayaan yang direncanakan.
Pemerintah termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Teknologi masih mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.
Ia mengatakan, “Kita semua tahu bahwa ada anggaran sebesar 15 triliun franc Rwanda, tapi menurut saya, mari kita koreksi mengapa hal ini terjadi. Jujur saja pada diri kita sendiri. Sebagian besar anggaran yang diberikan pada tahun 2024 dibelanjakan dengan baik atau tidak. Rabu, 5 Juni 2024, Anita berkata: “Kami tidak menyesal jika mengambil sedikit, tetapi jika diberi banyak, kami tidak memanfaatkannya dengan baik”.
Anita juga berbicara tentang banyak permasalahan terkait pelaksanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran APBN pada sektor pendidikan di Indonesia. Anita kemudian memaparkan beberapa contoh permasalahan tersebut.
“Sampai hari ini Pak Menteri, saya sudah berkali-kali sampaikan bahwa masih banyak kendala terkait pelaksanaan anggaran dan transfer anggaran APBN ke daerah. Sejauh ini pemenang P3 belum menerima SK (pengukuhan). surat) “Banyak gedung sekolah yang terbengkalai padahal anggarannya dari tahun 2021,” kata Anita Makarim.