Jakarta, ditphat.net – In Vitro Fertilization (IVF) merupakan pengobatan kesuburan modern yang menawarkan harapan baru bagi pasangan yang kesulitan untuk hamil. Prosedur ini melibatkan pembuahan sel telur dengan sperma dari luar tubuh dan kemudian ditanamkan ke dalam rahim wanita.
Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan secara detail mengenai bayi tabung, perbedaannya dengan prosedur medis lainnya, dan bagaimana Siloam Hospital Group, khususnya RS Siloam Lippo Village Karawachi dan Sriviyya Palembang, melakukan prosedur tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh dua dokter spesialis, Dr. Dr. Christofani Ekapatria, Sp.OG, Subsp. F.E.R. dan lain-lain. M. Aerul Cakra Alibasya, Sp.OG, Subsp. TUTUP, MIG. Dr.Dr.FC. Christofani Ekapatria, Sp.OG, Subsp. Apa itu F.E.R.?
Fertilisasi in vitro (IVF) merupakan teknik reproduksi yang membantu pasangan mengatasi masalah kesuburan. Dalam prosedur ini, sel telur dikeluarkan dari indung telur wanita dan dicampur dengan sperma di laboratorium untuk membentuk embrio. Embrio yang berhasil berkembang kemudian ditanamkan ke dalam rahim wanita dengan harapan embrio tersebut akan menyatu dan berkembang menjadi kehamilan yang sehat.
IVF sering kali menjadi pilihan ketika metode kesuburan lain tidak berhasil atau ketika terdapat kondisi medis yang menghalangi kehamilan alami. Selama proses IVF, beberapa siklus hormon digunakan untuk merangsang sel telur agar menghasilkan lebih banyak sel telur, yang kemudian dikeluarkan melalui prosedur kecil dengan anestesi. Sperma yang digunakan mungkin berasal dari pasangannya tergantung situasinya. Setelah inseminasi di laboratorium, embrio dipantau selama beberapa hari untuk memastikan kualitasnya sebelum transfer dimulai. IVF melibatkan berbagai teknik tambahan, seperti pemilihan embrio terbaik, pengujian genetik, atau penggunaan sel telur atau sperma, untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
Perbedaan IVF dan Inseminasi Intrauterine (IUI) Dr. M. Aerul Cakra Alibasya, Sp.OG, Subsp. TUTUP, MIG
Ketika pasangan sedang mencoba untuk hamil, mereka sering mempertimbangkan berbagai teknik reproduksi untuk meningkatkan peluang mereka. Dua metode yang digunakan adalah inseminasi intrauterin (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF). Meskipun keduanya berupaya memecahkan masalah kesuburan dan memfasilitasi kehamilan, pendekatan mereka berbeda dalam cara dan tingkat keterlibatannya. Memahami perbedaan antara IUI dan IVF dapat membantu pasangan memilih metode yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhan mereka.
IUI melibatkan penempatan sperma yang telah diolah dan dikonsentrasikan ke dalam rahim wanita pada saat ovulasi untuk meningkatkan kemungkinan pertemuan sperma dengan sel telur alami. Proses ini relatif sederhana dan sering digunakan bila ada masalah kualitas sperma atau gangguan ovulasi ringan.
Sebaliknya, IVF merupakan prosedur yang lebih kompleks yang memerlukan stimulasi lebih pada ovarium, kemudian sel telur diambil langsung dari ovarium dan dicampur dengan sperma di laboratorium pembuahan. Embrio yang dihasilkan kemudian ditempatkan kembali ke dalam rahim.
IVF biasanya menjadi pilihan ketika IUI tidak berhasil atau Anda memiliki kondisi kesuburan yang serius, seperti penyumbatan saluran tuba atau masalah genetik. Dengan kata lain, IUI berbuat lebih banyak untuk meningkatkan peluang kehamilan dengan cara yang tidak terlalu invasif, sementara IVF menawarkan solusi yang lebih komprehensif dengan teknologi laboratorium untuk membantu proses pembuahan dan implantasi.
Manfaat bayi tabung
Beberapa keunggulan utama IVF antara lain: 1. Kontrol penuh terhadap pembuahan: IVF memungkinkan dokter mengontrol setiap tahap pembuahan dan perkembangan embrio di laboratorium dan meningkatkan peluang keberhasilan. 2. 3. Pilihan bagi pasangan dengan masalah kesuburan yang kompleks: IVF sering digunakan ketika metode sederhana seperti IUI tidak berhasil dan dapat membantu pasangan dengan berbagai masalah kesuburan, termasuk kelainan genetik atau masalah struktural pada rahim.
Proses Konsultasi Awal Proses konsultasi awal meliputi beberapa langkah penting: 1. Evaluasi medis: Pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung akan menjalani evaluasi menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan dan tes diagnostik, termasuk tes hormon, USG transvaginal, dan analisis sperma. Evaluasi mendalam ini dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah kesuburan. 2. Menyusun rencana pengobatan: Berdasarkan hasil penilaian, dokter akan mengembangkan rencana pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan spesifik pasangan. Rencana ini mencakup jadwal stimulasi ovarium, pengambilan sel telur, dan transfer embrio. 3. Informasi dan Konseling: Pasangan akan mendapat informasi detail mengenai prosedur bayi tabung, termasuk kemungkinan risiko dan komplikasinya. Konseling psikologis juga membantu pasangan mempersiapkan diri secara emosional untuk proses ini.
Teknologi Terkini dalam Prosedur IVF Siloam Hospital Group menggunakan berbagai teknologi canggih untuk meningkatkan keberhasilan IVF: Dalam hal kesuburan pria. 2. Pengujian Genetik Praimplantasi (PGT): Teknologi ini memungkinkan embrio diuji secara genetik. PGT dapat mendeteksi kelainan genetik dan meningkatkan peluang kehamilan yang sehat. 3. Pembekuan Embrio: Embrio yang tidak digunakan dalam siklus IVF dapat dibekukan untuk digunakan di masa mendatang, sehingga memberikan fleksibilitas tambahan bagi pasangan.
Tim Perawatan Kehamilan Kehamilan memerlukan perhatian dari berbagai profesional kesehatan untuk menjamin kesehatan ibu dan anak. Yang pertama adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan (ObGyn), yang memantau perkembangan kehamilan, melakukan pemeriksaan rutin, serta menangani persalinan dan komplikasinya. Selain itu, terdapat dokter spesialis kesuburan pria, ahli andrologi, dan ahli urologi yang fokus pada kesehatan sistem saluran kemih dan reproduksi pria, yang dapat mempengaruhi kesuburan.
Selain itu, terdapat pula ahli embriologi yang bekerja di laboratorium kesuburan, mulai dari memantau perkembangan embrio hingga memastikan kualitas embrio sebelum dipindahkan. Penyedia layanan lain yang berperan penting antara lain ahli akupunktur medis yang membantu menangani gejala kehamilan, ahli gizi yang berperan dalam pengelolaan pola makan, perawat yang memberikan perawatan sehari-hari, asisten laboratorium yang melakukan pemeriksaan laboratorium, dan ahli radiologi yang melakukan pemeriksaan pencitraan. USG untuk memantau perkembangan janin, dan ahli anestesi, yang berperan untuk mengatasi rasa sakit selama persalinan untuk memastikan pereda nyeri ibu. Tim inti, termasuk ObGyns dan perawat khusus kehamilan, memberikan perawatan langsung dan memantau kesehatan ibu dan bayi.
Kolaborasi seluruh tenaga medis yang kompeten sangat penting untuk mengoptimalkan perawatan kehamilan dan menjamin kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak.
Tahapan prosedur bayi tabung
Prosedur fertilisasi in vitro terdiri dari beberapa langkah penting yang dirancang untuk meningkatkan peluang kehamilan. Pertama, dilakukan fase stimulasi ovarium untuk meningkatkan peluang pembuahan dengan memberikan pasien obat untuk merangsang ovarium melepaskan sel telur.
Setelah proses stimulasi, langkah selanjutnya adalah pengambilan telur atau egg retrieval, dimana sel telur dikeluarkan dari indung telur dengan anestesi ringan dan dengan bantuan USG. Sel telur yang dihasilkan digabungkan dengan sperma di laboratorium selama proses pembuahan, yang dapat mencakup metode ICSI jika diperlukan.
Embrio yang dihasilkan dikultur selama beberapa hari untuk memastikan kualitas dan perkembangan yang optimal. Setelah embrio mencapai tahap perkembangan yang baik, tahap transfer embrio dilakukan dengan prosedur non-invasif untuk memindahkan embrio ke dalam rahim wanita. Terakhir, setelah dua minggu, dilakukan tes kehamilan untuk memeriksa apakah embrio berhasil ditanamkan pada janin dan berkembang menjadi kehamilan.
Waktu yang tepat untuk memulai program bayi tabung Usia wanita berperan penting dalam kualitas embrio dan keberhasilan prosedur bayi tabung. Setelah usia 35 tahun, kualitas janin menurun secara signifikan. Data menunjukkan bahwa wanita pada usia ini memiliki sekitar 85% kualitas embrio wanita yang lebih muda, yang secara langsung mempengaruhi tingkat keberhasilan IVF. Oleh karena itu, semakin cepat pasangan merencanakan dan menjalani IVF setelah usia 35 tahun, semakin besar kemungkinan mereka memperoleh hasil positif. Penurunan kualitas embrio seiring bertambahnya usia membuat pengambilan keputusan dini menjadi penting, terutama jika pasangan sudah lebih tua.
Waktu Tunggu Sebelum Memulai IVF dan Tingkat Keberhasilan dan Pemeriksaan IVF Rata-rata waktu tunggu untuk memulai siklus IVF di Siloam Hospital Group bervariasi tergantung pada keadaan individu dan kesiapan pasien. Biasanya waktu tunggunya bisa 2-3 bulan setelah kunjungan pertama.
Sebelum memulai program bayi tabung, pasangan harus menjalani berbagai pemeriksaan dan tes, antara lain tes hormon untuk menilai keseimbangan hormonal, USG transvaginal untuk menilai ovarium dan saluran tuba, serta analisis air mani untuk menilai kualitas dan kuantitas sperma.
Tingkat keberhasilan program bayi tabung di Siloam Hospital Group secara umum sejalan dengan tingkat keberhasilan nasional. Berkat teknologi canggih dan tim medis berpengalaman, tingkat keberhasilannya bisa dikatakan tinggi. Misalnya pada tahun 2023, tingkat keberhasilan nasional sebesar 25%, sedangkan Siloam Hospital Group sebesar 42%. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan antara lain usia pasien, kualitas embrio, dan faktor kesuburan.