ditphat.net – Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 133/Juda Shakti tiba di markasnya di Padang, Sumatera Barat saat terjadi peristiwa mengejutkan.
Saat kembali ke markas untuk pertama kalinya setelah 16 bulan di belantara Papua Barat menjalankan operasi Pasukan Pengamanan Perbatasan Khusus RI-Papua Nugini, ia disambut komandan pasukan, Letkol Inf Atika Ganashakti. Masuknya pasukan
Di atas panggung di hadapan seluruh prajurit dan istri, lulusan Akademi Militer Arupadatu tahun 2004 yang dijuluki Kolonel Pethir itu tiba-tiba menangis.
Berdasarkan informasi yang dilansir ditphat.net Militer pada Yonif 133/Yudha Sakti pada Kamis, 19 September 2024, perwira menengah TNI Angkatan Darat yang diketahui bernama Letkol Ayah ini dibunuh karena membunuh 2 pahlawan Yudha Shakti saat bertabrakan dengan The pistol menangis. Kelompok teroris separatis OPM (KST) di Maprat.
Setelah itu kita tinggalkan 400 orang, tapi sekarang kita kembalikan 398 orang karena kedua saudara kita mungkin sudah pergi ke Meprat, bagaimanapun jenazahnya pulang, mereka anak-anak saya, mereka saudara-saudara kita, maka dari itu saya ingatkan rekan-rekan untuk merujuk pada keluarga anda. . “Tapi ingat, ada dua saudara yang menyerahkan jiwanya di Mibrat,” kata Letkol Antika Ganashakti.
Semua orang yang hadir tetap diam dan menundukkan wajah mereka ke tanah, dan semua orang tenggelam dalam kesedihan sang komandan.
Tapi bagaimana pun keadaannya, setiap langkah adalah pertaruhan. Kita bisa berangkat 400, pulang 400, tapi tetap makan dan tidur, dan kita bisa buang-buang uang pemerintah. , masukkan kotoran ke dalam rencana. Kami membuktikan bahwa batalion ke-133 tidaklah kecil. dikatakan
Sekadar informasi, Yonif 133/Yudha Sakti meraih beberapa keberhasilan operasional meski kehilangan dua pahlawan dalam misi sucinya menjaga kedaulatan negara di Bumi Sentaravasi. Mereka berhasil mengganti banyak anggota OPM, melucuti senjata OPM dan menggeledah markas OPM.
Baca: Tahun 2000 Kolonel Awang Danardo, Sahabat AHY di Akademi Militer TNI Greaves Meninggal Dunia