Jakarta, ditphat.net – Beberapa tahun lagi, dunia otomotif di Indonesia akan mendapat kejutan yakni hadirnya pabrik baterai kendaraan listrik baru.
PT Industri Battery Indonesia (IBC) resmi menjalin kerja sama dengan CBL International Development Pte Ltd dengan menandatangani perjanjian sementara dan akta pendirian perusahaan patungan yang fokus di bidang manufaktur sel baterai.
Dalam acara tersebut, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan IBC berpotensi menjadi pemimpin dalam menarik investasi di pasar baterai.
“Kami juga ingin cepat, tangkas, dan adaptif dalam pengerjaan proyek ini. Perubahan teknologi yang muncul di bidang kendaraan listrik harus kita hargai agar tetap kompetitif,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi, Jumat. 18 Oktober 2024. .
Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai secara terintegrasi yang mencakup seluruh rantai pasokan baterai kendaraan listrik, mulai dari hulu hingga hilir. Dengan kerja sama ini, Indonesia diharapkan mampu memproduksi sel baterai pada tahun 2027.
IBC berkomitmen untuk terlibat dalam berbagai segmen industri, termasuk produksi bahan baterai, manufaktur sel baterai, dan daur ulang baterai.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho mengungkapkan, proyek ini sudah memasuki tahap awal dengan lokasi di Karawang, Jawa Barat.
“Rencananya kami akan mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan total investasi sebesar 1,18 miliar dolar AS dan kapasitas produksi sebesar 15 GWh per tahun, yang cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan global,” kata Toto.
Di sisi lain, Gordon An, General Manager Operasi Manufaktur Bisnis Internasional CATL, menekankan bahwa pabrik baterai merupakan komponen kunci dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di India.
“Kami siap memanfaatkan inovasi teknologi dan manufaktur yang kami miliki, dan kami berharap dapat berkolaborasi dengan mitra di Indonesia untuk mendukung elektrifikasi,” ujarnya.
Dengan menggunakan cadangan nikel yang melimpah, proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global, menciptakan lapangan kerja, dan menarik investasi asing.