Tren Kidult: Ketika Orang Dewasa Kembali ke Dunia Anak, Seberapa Populer Tren Ini?

ditphat.net – Di tengah kehidupan orang dewasa yang sibuk dan penuh tekanan, semakin banyak orang yang berusaha melarikan diri melalui hal-hal yang mengingatkan mereka pada masa kecil yang bahagia. Itulah sebabnya fenomena Kidult atau “anak dewasa” menjadi begitu populer 

Tren ini melibatkan orang dewasa yang tertarik pada hal-hal yang biasanya diminati anak-anak, seperti mainan, video game, dan film animasi. Dalam konteks ini, Kidult tidak hanya sekedar hobi, tetapi juga mencerminkan kebutuhan emosional dan sosial yang lebih dalam dari orang dewasa, khususnya di Indonesia. 

Berdasarkan riset tSurvei.id, tren ini berkembang pesat, terutama di kalangan generasi milenial yang ingin kembali merasakan nostalgia masa kecilnya. Pada artikel kali ini, kita akan mendalami lebih dalam fenomena Kidult dan dampaknya terhadap gaya hidup dan industri di Indonesia. Apa itu Tren Anak-Anak? yang biasanya diasosiasikan dengan anak-anak. Tren ini mencakup sejumlah aktivitas, seperti: Mengoleksi mainan: seperti action figure, LEGO, dan merchandise dari film dan serial klasik. Bermain video game: Banyak orang dewasa yang kembali memainkan game klasik dari konsol masa kecil mereka. Review Film Animasi: Kartun tahun 90an dan 2000an menjadi favorit untuk ditonton. Di Indonesia, Kidult merupakan bagian dari gaya hidup yang mencerminkan keinginan untuk terhubung kembali dengan kenangan masa kecil. Berdasarkan survei tSurvei.id, 75% responden menyatakan sering membeli mainan koleksi, hal ini menunjukkan bahwa minat tersebut tidak hanya bersifat emosional, tetapi juga nyata dalam perilaku konsumen. Mengapa tren Kidult menjadi populer di kalangan anak muda? faktor yang membuat Kidult begitu diminati oleh generasi muda saat ini. Pertama, nostalgia memainkan peran penting. Kenangan masa kecil memberikan rasa nyaman dan bahagia, terutama di tengah tekanan masa dewasa. 

Hampir 80% responden survei tSurvei.id mengatakan alasan utama mereka mengikuti tren ini adalah nostalgia. Kedua, media sosial dan komunitas online memudahkan masyarakat untuk mencari kolektor lain yang memiliki minat yang sama, sehingga tren ini semakin diperkuat dengan Keteladanan Labubu dan Peran Media Sosial dalam Tren Kidult Tren Kidult di Indonesia itu adalah Boneka Labubu. . Usai Lisa BLACKPINK memakainya, Labubu langsung viral dan menyedot banyak perhatian. Kehadiran Labubu di media sosial membuat banyak anak muda mengoleksi boneka tersebut, menunjukkan bahwa tokoh budaya pop bisa menjadi jembatan antara nostalgia dan tren saat ini. Platform seperti TikTok dan Instagram memiliki konten Labubu mulai dari unboxing hingga penjelasan karakter. itu menciptakan banyak interaksi dan keterlibatan. Hal ini menunjukkan bagaimana media sosial berfungsi sebagai alat promosi yang ampuh, menciptakan gebrakan di kalangan generasi muda dan mendorong mereka untuk kembali ke hobi masa kecilnya. Survei Tren Anak di Indonesia Berdasarkan survei yang dilakukan tSurvei.id yang melibatkan 1.569 responden pada 14-16 September 2024, berikut beberapa hasil menariknya: 1. Perilaku dan preferensi anak di Indonesia Aktivitas dan pembelian: 75% responden sering membeli mainan koleksi, dan aktivitas yang paling disukai antara lain menonton film animasi (60%), bermain video game (45%) dan menghadiri acara budaya pop seperti komik. Dengan (30%). Demografi: Mayoritas segmen Kidult adalah generasi milenial berusia 25-35 tahun, dengan distribusi yang hampir merata antara laki-laki dan perempuan. Mereka sebagian besar berpendidikan tinggi dan tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Pengeluaran Bulanan: Rata-rata pengeluaran bulanan untuk hobi ini berkisar antara Rp500.000 hingga Rp1.000.000. Sekitar 40% responden mengatakan mereka tidak keberatan mengeluarkan lebih banyak uang untuk produk berlisensi resmi dan terbatas. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Popularitas Tren Kidult di Indonesia Ada banyak faktor yang mempengaruhi popularitas Tren Kidult, antara lain: Nostalgia: Hampir 80% responden survei tSurvei.id mengatakan bahwa alasan utama mereka mengikuti tren ini karena artikel-artikel yang mengingatkan mereka akan masa kecil mereka yang bahagia. Nostalgia ini menjadi caranya mengatasi stres dan tekanan kehidupan sehari-hari. Media sosial dan komunitas online: Media sosial seperti Instagram dan TikTok memfasilitasi berbagi informasi dan pengalaman di kalangan kolektor. Video pendek yang menampilkan unboxing atau review produk Kidult dengan cepat menarik perhatian dan menciptakan komunitas tempat para penggemar dapat berbagi minat yang sama. Berdasarkan survei, 44% responden terlibat dalam komunitas Kidult, baik online maupun offline. Pengaruh budaya global: konten negara-negara seperti Jepang dan Korea yang memiliki budaya Kidult yang kuat telah mempengaruhi tren di Indonesia. Misalnya saja karakter dari anime dan drama populer yang sering menjadi bagian dari koleksi Kidult. 3. Peran Komunitas Online dan Media Sosial dalam Tren Kidult Data Survei menunjukkan bahwa: Partisipasi dalam komunitas: 44% responden terlibat dalam komunitas Kidult, baik online (27%), offline (6%) atau keduanya (12%) . . Konten populer: Jenis konten yang paling disukai responden adalah ulasan produk (41%), cerita pribadi atau pengalaman nostalgia (22%) dan panduan kolektor (18%). Media sosial favorit: Tiga media sosial teratas yang diikuti responden adalah Instagram (32%), YouTube (30%) dan TikTok (27%). Hal ini menunjukkan pentingnya platform ini dalam menciptakan dan mempertahankan minat terhadap tren Kidult. Dampak tren Kidult terhadap gaya hidup dan industri di Indonesia Tren Kidult memberikan dampak yang signifikan terhadap gaya hidup generasi muda di Indonesia. Banyak responden lebih memilih menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film kartun favorit atau bermain video game klasik, dibandingkan aktivitas lain yang lebih umum di kalangan orang dewasa. Beberapa merek lokal sudah mulai memproduksi barang yang fokus pada tren ini untuk menarik masyarakat ke segmen ini. Dengan semakin banyaknya orang dewasa yang tertarik dengan mainan dan koleksinya, peluang bisnis dalam menciptakan produk bernuansa nostalgia pun semakin besar, hal ini hanya bersifat sementara saja. Fenomena Kidult di Indonesia menunjukkan bahwa nostalgia merupakan kekuatan dahsyat dalam membentuk tren dan gaya hidup. Dengan pengaruh budaya pop global dan akses mudah ke barang-barang nostalgia, Kidult menawarkan kepada kaum muda sebuah pelarian yang menyenangkan dari stres kehidupan sehari-hari.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *