ditphat.net – Saat ini pukul 06.00 WIB, namun kawasan utama Resor Markas Komando Militer (Korem) 063 / Sunan Gunung Jati sudah sangat ramai tidak seperti hari-hari biasanya.
Ribuan prajurit TNI dari berbagai satuan Kodam III Siliwangi menjalankan tugasnya. Panggung sudah disiapkan, ada yang membawa makanan, ada yang menyiapkan tempat duduk.
Ribuan masyarakat dari berbagai elemen pun berbelanja di berbagai sudut markas Korem Sunan Gunung Jati. Mulai dari anak SD, ibu-ibu hingga anggota ormas.
Apa saja acaranya dan kenapa pada Selasa pagi tanggal 25 Juni 2024?
Sekitar pukul 07.00 WIB Komandan Korem 063/Sunan Gunung Jati, Kolonel Bayu Sudarmanto sudah menunggu seseorang di gerbang utama markas.
Selang 20 menit kemudian, orang yang ditunggu pun tiba, ternyata Mayjen TNI Mohammad Fajjar, Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi.
Kolonel Inf Bayu langsung memberi salam dan melambaikan tangan, kemudian Pangdam masuk ke dalam markas dan menyambutnya dengan hangat, kemudian melanjutkan perjalanan menuju gedung induk Makorem Sunan Gunung Jati.
Tak lama kemudian, Mayjen TNI M Fajar turun ke lapangan menemui ribuan warga dan prajurit TNI yang sabar menunggu mantan Komandan Pusat Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpass) Kopass itu.
Namun langkah kakinya terhenti di halaman gedung induk saat sembilan ekor singa Mang Saan yang dibawa dari Kabupaten Subang di Kirebon siap dipasangi dua bintang emas oleh Jenderal TNI.
Komandan militer duduk di atas seekor singa di depan 9 ekor singa. Tiba-tiba musik tradisional mulai mengalun dengan diiringi nyanyian Sinde veteran dari Grup Lingkung Seni Sisingaan Putra Mekar Yaya Putra.
Empat pemuda bersenjata kuat mulai memanggul Singingaan yang dipasang di atas Mayor Jenderal TNI M Fajar, sedangkan Dunrem duduk di Singingaan kedua di belakang Pangdam.
Para perwira TNI dan Babinsa langsung menari kegirangan saat memberi jalan menuju Pangdam. Sementara itu, Mayjen TNI M Fajar tampak larut dalam suasana bahagia sambil tersenyum dan tangannya menari-nari bak penari profesional mengikuti irama tarian profesional.
9 Singingaan dibawa ke tengah lapangan, tiba-tiba ribuan orang bergegas menghampiri Pangdam, sebelum Rektor mencoba menenangkan masyarakat yang ingin mengimbau Mayjen TNI M Fajar.
Di tengah lapangan, panglima militer terus menggoyang singa sehingga meramaikan suasana. Selain itu, Singaan juga berjuang membangun dan melindungi NKRI setelah membentuk wujud yang mewujudkan filosofi kesetaraan antara TNI dan rakyat.
Sisingaan juga melatih Paruh Lembing yang artinya Pangdam Siliwangi adalah pemimpin teladan yang melindungi masyarakat Jawa Barat dari segala macam ancaman.
Memang singa yang diduduki sang kapten hanyalah replika singa yang terbuat dari kain dengan alas berwarna kuning. Singingaan merupakan lambang Harimau Siliwangi yang menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan literatur sejarah, kesenian Sisingaan singa gotong merupakan simbol perlawanan Bumi Siliwangi, bumi Wali terhadap penjajah Hindia Belanda.
Usai pawai Singaan, Pangdam Siliwangi memimpin ribuan masyarakat untuk berolahraga bersama, kemudian membagikan bingkisan dan diakhiri dengan makan bersama dengan menu sederhana dan menyantapnya layaknya jamuan militer.
Saya berharap masyarakat senang makan bersama secara militer pada hari ini. Jaga persatuan dalam menjalankan segala tugas pemerintahan. Gotong royong TNI, instansi lain, dan masyarakat, kata Panglima TNI.
Pukul 09.30 WIB usai makan, Pangdam, Dunrem dan Komandan Polsek bergerak menyambut kedatangan semua orang. Mulai dari masyarakat, anggota polisi dan tentara Maung Siliwangi.
Massa pun melambai dan berfoto bersama Mayjen TNI M Fajar sejak saat itu. Bagaimanapun, semua orang yang terlibat merasa senang dan gembira. Memang pesta rakyat bertemakan acara yang direncanakan dalam rangka HUT ke-78 Kodam Siliwangi.