NEW YORK, ditphat.net – Seniman asal Italia Maurizio Cattelan mendadak menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta seni. Karya seninya dilelang di rumah lelang Sotheby’s New York pada Rabu 20 November waktu setempat.
Bertajuk ‘Komedian’, karya seni tersebut berhasil terjual dengan harga fantastis yakni US$6,2 juta atau setara Rp. 98.555.200.000 dikatakan empat kali lipat dari harga lelang awal. Melansir laman Lavanguardia, awalnya harga lelang karya seniman asal Italia itu dibuka sebesar 800 ribu dolar AS.
Menariknya, karya seni bernilai miliaran dolar ini sangat umum berupa pisang yang ditempel di dinding dengan lakban. Sementara itu, pisang yang digunakan diketahui merupakan pisang merek Dole yang sehari sebelumnya dibeli di toko buah di Upper East Side Manhattan seharga 35 sen.
Faktanya, menurut New York Times, ada seorang pemilik toko di Bangladesh yang tidak menyadari bahwa pisang yang diambil dari tokonya akan terjual dengan harga jutaan dolar.
Seiring dengan status pisang sebagai karya seni termahal di dunia, karya seniman asal Italia tersebut sempat menimbulkan kebingungan, cemoohan, dan kemarahan di kalangan pecinta seni karena dianggap mengejek pasar seni. Namun di satu sisi, dalam kontroversi karya seni tersebut, banyak pihak yang mengatakan bahwa karya tersebut merupakan sebuah sindiran atau pernyataan tentang buruknya kondisi pasar seni.
Penanggung jawab seni kontemporer di Sotheby’s, David Galperin, menilai penciptaan tersebut merupakan pernyataan yang mendalam dan provokatif.
“Yang sebenarnya dilakukan Cattelan adalah bercermin pada dunia seni rupa kontemporer dan mengajukan pertanyaan, merangsang pemikiran tentang bagaimana kita mengatribusikan nilai pada karya seni dan apa yang kita definisikan sebagai karya seni,” ujarnya.
Meskipun hal ini memicu banyak kontroversi, hal ini tampaknya diabaikan oleh seorang kolektor di Tiongkok bernama Justin Sun dari platform cryptocurrency. Justin dikabarkan telah membeli karya seni seniman Italia tersebut. Ia menjelaskan, nantinya ia akan memakan pisang yang merupakan objek utama karya seni tersebut sebagai bagian dari menikmati seni tersebut.
“Secara pribadi saya akan memakan pisang sebagai bagian dari pengalaman artistik yang unik, untuk menghormati tempatnya dalam sejarah seni dan budaya populer,” katanya.